Sunday 20 September 2015

Icip Icip Es Krim Ragusa


                                                               Icip Icip Es Krim Ragusa




Rosma, Ana, Uut, iis


                              Berkunjung ke Ragusa adalah sakramen yang sudah lama ingin ditunaikan. Beberapa kali melewati dan baru tersadar setelah tayang diliputan dibeberapa TV nasional. Bangunannya masih berdiri kokoh di Jl. Veteran I No.10, di samping another landmark kota Jakarta, Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Bangunan ini adalah salah satu cabang yang tersisa dari (tadinya) 20 cabang yang kini sudah almarhum. Di sini dijadikan sebagai pusat pembuatan dan penjualan. Disambut bangunan cat berwarna putih dengan mode arsitektur Belanda, Ragusa mengajak pengunjung untuk sebentar saja menilik masa lalu. Tembok dihiasi bingkai-bingkai foto masa kejayaan Ragusa. Ruangannya memanjang dengan kursi rotan kuno dan meja bulat yang sudah dipenuhi pengunjung. Kedai es krim tradisional tanpa bahan pengawet ini rupanya masih berada di hati para penggemarnya. Terpampang di atas dinding kedai es krim Ragusa Italia, dan benar saja es tersebut konon katanya warisan leluhur dari Italia sejak 1832
Interior dalam kedai 

                    Pelayan tampak sangat sibuk. Kelabakan, tak bisa menghandle seluruh pengunjung, termasuk kami yang hampir tak kebagian tempat duduk. Meski dengan berat hati, si penjual menyarankan satu geng itu dari kursi sebab stereofom hanya tinggal cangkang tanpa isi.Sudah hal yang biasa bila datang ke Ragusa. kami beruntung mendapat 5 kursi pas dengan keberadaan kami. Mereka membagi tatanan menunya berdasarkan flavour pada es krim yang terbagi menjadi empat, Regular, Premium, Mixed dan Fancy Flavour. Diluar kelompok itu, ada menu tertinggi di kedai ini, yaitu Banana Split dan Spaghetti Ice Cream.

                   Saya berusaha sigap, mengingat banyak pembeli terus berdatangan, menu struk saya tulis sendiri dan langsung menuju kasir agar cepat diproses. Setelah itu, saya tidak kembali ke kursi menunggu es krim itu diantar. Melainkan saya kembali mengantri dengan menyodorkan struk agar menu yang dipilih dibuat. Saya melihat proses meracik es krim tersebut, chef berwajah oriental itu sangat cekatan, terampil dan lincah.

             Kami merasakan hawa panas yang luar biasa menyengat, mengganggu kenyamanan. Bangunan ini tidak berpendingin, hanya mengandalkan bantuan kipas angin dan atap bangunan yang tinggi guna mengontrol udara. Beberapa saat setelah pesanan datang, ada perasaan aneh. Es krim yang tersaji di mangkuk-mangkuk kecil stereofom itu ternyata juga tak tahan. Scoop Regular Flavour yang kami pesan mencair dalam waktu satu yang singkat, untunglah kamu tidak berlama menyidukinya pelan sedari disajikan.

            Ada lima menu yang kamu pesan, Triple Scoop Regular Flavour, cocho ice cream dan spagetty ice cream, Tutti Fruity serta Banana Split. Kami saling icip es krim satu dengan yang lain. Dan kami saling memberikan testimoni di tiap rasa yang meleleh dilidah.


            
Chocho ice


icetriple scoop

Spagety ice xrewm

Banana split

Dari ketiga menu yang saya cicipi Tutti Fruity adalah menu yang paling memegang kendali. Berbentuk persegi panjang, padat, dan terdiri dari tiga lapis rasa, strawberry, coklat dan vanila, serta dilapisi dengan alumunium foil yang berguna untuk mempertahankan temperatur es. Rasa Tutti Fruity yang didapat berasal dari taburan sukade yang ditanamkan ke es krim. Di kombinasikan dengan es krim dingin nan lembut. Lain halnya dengan scoop reguler, basic es krim di tempat ini. Mungkin standar lidah saya yang tidak familiar, tetapi es krim yang dibuat dengan tidak memakai butter milk ini tidak meninggalkan kesan apik. Tanpa dekorasi apa-apa, triple scoop regular flavour ini meleleh begitu saja di mulut saya. Sama halnya dengan Banana Split. Tak ada yang membuat menu ini menjadi berbeda walau dekorasi luarnya tampak sangat menggugah. Tiga scoop es krim yang bertabur sukade warna-warni, kacang, dan lelehan coklat. Pisang Ambonnya bersembunyi di balik tumpukan es.

             Saya terkesan dengan Ice Cream Spaghetti. Bentuk es krimnya lucu, persis menyerupai spaghetti yang terbuat dari mie. Katanya Spaghetti Ice Cream adalah salah satu menu andalan di sini. Homemade ice cream yang dibentuk menyerupai spaghetti Italia dengan tambahan topping sukade dan kacang tanah.

                Tekstur es krimnya tidak creamy seperti gerai es krim internasional, tetapi rasanya sangat enak. Rasa manisnya pas, tidak berlebihan dengan rasa coklat dan susu yang enak. Tambahan sukade dan kacang juga membuat es krim ini enak dan kaya rasa.

No comments: