Icip Icip Es Krim Ragusa
Berkunjung ke Ragusa adalah sakramen yang sudah
lama ingin ditunaikan. Beberapa kali melewati dan baru tersadar setelah tayang diliputan
dibeberapa TV nasional. Bangunannya masih berdiri kokoh di Jl. Veteran I No.10,
di samping another landmark kota Jakarta, Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.
Bangunan ini adalah salah satu cabang yang tersisa dari (tadinya) 20 cabang
yang kini sudah almarhum. Di sini dijadikan sebagai pusat pembuatan dan
penjualan. Disambut bangunan cat berwarna putih dengan mode arsitektur Belanda,
Ragusa mengajak pengunjung untuk sebentar saja menilik masa lalu. Tembok
dihiasi bingkai-bingkai foto masa kejayaan Ragusa. Ruangannya memanjang dengan
kursi rotan kuno dan meja bulat yang sudah dipenuhi pengunjung. Kedai es krim
tradisional tanpa bahan pengawet ini rupanya masih berada di hati para
penggemarnya. Terpampang di atas dinding kedai es krim Ragusa Italia, dan benar saja es tersebut konon katanya warisan leluhur dari Italia sejak 1832
Pelayan tampak sangat sibuk. Kelabakan, tak
bisa menghandle seluruh pengunjung, termasuk kami yang hampir tak kebagian
tempat duduk. Meski dengan berat hati, si penjual menyarankan satu geng itu
dari kursi sebab stereofom hanya tinggal cangkang tanpa isi.Sudah hal yang
biasa bila datang ke Ragusa. kami beruntung mendapat 5 kursi pas dengan
keberadaan kami. Mereka membagi tatanan menunya berdasarkan flavour pada es krim
yang terbagi menjadi empat, Regular, Premium, Mixed dan Fancy Flavour. Diluar
kelompok itu, ada menu tertinggi di kedai ini, yaitu Banana Split dan Spaghetti
Ice Cream.
Saya berusaha sigap, mengingat banyak
pembeli terus berdatangan, menu struk saya tulis sendiri dan langsung menuju
kasir agar cepat diproses. Setelah itu, saya tidak kembali ke kursi menunggu es
krim itu diantar. Melainkan saya kembali mengantri dengan menyodorkan struk
agar menu yang dipilih dibuat. Saya melihat proses meracik es krim tersebut,
chef berwajah oriental itu sangat cekatan, terampil dan lincah.
Kami merasakan hawa panas yang luar biasa
menyengat, mengganggu kenyamanan. Bangunan ini tidak berpendingin, hanya
mengandalkan bantuan kipas angin dan atap bangunan yang tinggi guna mengontrol
udara. Beberapa saat setelah pesanan datang, ada perasaan aneh. Es krim yang
tersaji di mangkuk-mangkuk kecil stereofom itu ternyata juga tak tahan. Scoop
Regular Flavour yang kami pesan mencair dalam waktu satu yang singkat,
untunglah kamu tidak berlama menyidukinya pelan sedari disajikan.
Ada lima menu yang kamu pesan, Triple Scoop
Regular Flavour, cocho ice cream dan spagetty ice cream, Tutti Fruity serta
Banana Split. Kami saling icip es krim satu dengan yang lain. Dan kami saling
memberikan testimoni di tiap rasa yang meleleh dilidah.
Chocho ice |
icetriple scoop |
Spagety ice xrewm |
Banana split |
Saya terkesan dengan Ice Cream Spaghetti.
Bentuk es krimnya lucu, persis menyerupai spaghetti yang terbuat dari mie.
Katanya Spaghetti Ice Cream adalah salah satu menu andalan di sini. Homemade
ice cream yang dibentuk menyerupai spaghetti Italia dengan tambahan topping
sukade dan kacang tanah.
Tekstur es krimnya tidak creamy seperti
gerai es krim internasional, tetapi rasanya sangat enak. Rasa manisnya pas,
tidak berlebihan dengan rasa coklat dan susu yang enak. Tambahan sukade dan
kacang juga membuat es krim ini enak dan kaya rasa.
No comments:
Post a Comment