Tidak ada kabar gembira di rumah sakit selain melahirkan. Mereka yang membesuk tak melulu membawa makanan atau buah, melainkan kado dengan bungkus yang cantik dan berwarna-warni. Sesakit apapun saat bersalin hampir semua wanita tidak merasakan kapok. Lagi dan lagi melahirkan, melanjutkan keturunan dan berkembang biak. Selamat dan sehat menjadi prioritas utama pasca bersalin.
Aku dan bayiku saat di Taman Monas |
Pasca melahirkan secara normal dengan bantuan vakuum, aku tidak merasakan IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Sementara para asisten dokter tidak berada di tempat, aku meminta saudaraku untuk mengambil bayiku. Aku terkaget, bonus dipipi dan telinga kiri itu jelas sekali. "Mba, ini apa?" ujarku."Gapapa, nanti usia 3 bulan bisa dioperasi" katanya. "Mba, jari tangan dan kaki sempurna kan?" masih dengan nada penasaran. Bayiku sudah dibalut bedong. "Alhamdulillah lengkap, tangan dan kaki masing-masing 5 jari" jawabnya. Rasa penasaran itu masih saja menghantui, kuulangi lagi untuk meyakinkan kalau jemari anakku berjumlah normal. Dan lelagi mbaku meyakinkan kembali jika jemari kaki dan tangan benar-benar lengkap dan normal, tanpa cacat.
Telinga kanan menyerupai tulisan Allah terlihat jelas |
Bonus itu tidak semua orang memiliki |
Menurut bidan di RS usai bersalin karena faktor genetik. Setelah dilihat dari keluarga, dari sisi aku terdapat keponakanku yang serupa, hanya saja hanya sebuah centilan kecil didekat telinga. Sedang dari sisi suami terdapat pada sepupunya. Sebab penanganan medis langsung, beberapa menit setelah lahir dokter mengikatnya dengan benang dan dengan sendiri lepas. Menurut bidan desa (Ice Fatimah) kurang asam folat dan menurut dokter Spesial anak (dr. Rosidin Sp.A, M.Kes) karena ada sel yg berkembang disitu. Berdasar saran beliau baiknya dilakukan operasi plastik. Mengingat ada dibagian muka, agar hasilnya bagus dan mulus. Karena biasanya menyisakan keloid, sedangkan bakar keloid di dalam tubuh satu dengan yang lain berbeda pengaruhnya pasca ada luka. Jika mau langsung operasi, dokter bisa saja mengambil tindakan sekarang. Dengan catatan bius anastesi, bukan bius total. Mengingat bayi masih kecil dan belum mencapai BB 10 kg. Jika sudah setahun dan BB lebih dari 10 kg bisa bius total. Sebagai ibu muda tak sampai hati kalau saat itu juga langsung ke meja operasi.
Kemudian tak sampai situ, aku kembali menanyakan pada temanku (Dimar Pijarwati Ghaniyu), seorang bidan yang sedang melanjutkan S2. Menurutnya, karena semua bawaan lahir baik penyakit atau bukan. Itu multifaktor. Dia semacam tumor jinak. Tidak berbahaya selama dia ukuranya tetap tidak membesar, dan tidak ada nyeri. Penyebabnya adalah daging yg tumbuh berlebih. Artinya perkembangan sel berlebih. Faktor pencetusnya banyak, karena genetik (orangtuanya atau kakek neneknya memiliki bakat tumor jinak) bisa karena kurang zat zat tertentu sehingga pertumbuhan kurang optimal
Perkembangan sel berlebih juga bs krn radiasi, polusi dll. Ya, terlalu banyak faktor. Jadi tidak ada faktor-faktor tertentu yang bisa disalahkan. Karena kita tidak tahu mana yang sebenarnya penyebabnya. Semua hanya pencetus. Dugaan. Begitu kira-kira.
Qismika Misha Shafana |
Sekarang sudah 9 bulan bisa merangkak, senyumnya itu 😍😘 |
Sedang menurut orang tua, karena ibu atau ayahnya pernah menjahit kancing atau menggunting sisa bahan. Aku jadi teringat, memang aku pernah memasang kancing celana suami yang lepas dan memasang gamis baru di lengan karena kelonggaran. Terdiam, itu cukup ketika lelagi orang tua atau ibu diatas usia paruh baya menuturi. Saat hamil, tidak ada pantangan apapun. Hanya saja setelah hamil besar hidup di kampung ada banyak sekali petuah pantangan dan nasehat dari orang tua. Secara logis tidak masuk akal. Namun, aku tetap menghormati mereka sebagai orangtua.
Lebih dari syukur, alhamdulillah alaa kulli haal. Bayiku sehat, bonus dipipi dan ditelinga tidak mengganggu kesehatan. Ukurannya tidak ikut membesar seiring pertumbuhannya. Bayiku cantik dan lincah. Dari usia 4 bulan aktif berjingkrakan, BB tiap bulan naik, jarang sakit. Bersyukur, jika dibanding mereka yang mempunyai bawaan lahir penyakit, seperti jantung, pusar bodong, hepatitis dll. Ujian ini hanya tinggal kami yang memolesnya seperti apa. Di arahkan ke positif atau negatif. Percaya, Allah punya rencana indah. Dibalik itu, ada papah Mika yang kian rajin bekerja seiring rizki yang kian mengalir deras untuk keluarga kecilku. Terus bersyukur dan ikhlas nanti akan ada jalan keluar. Suatu saat bonus yang dipipi akan dihilangkan. Kekhawatiran sebagai orangtua ada, diantaranya semakin besar anak kelak akan mengenal malu. Semoga Mika bukan seorang yang pribadi minder, tapi gadis cantik yang tumbuh dengan percaya diri, cerdas dan berani.
Belajar mengenal alam |
No comments:
Post a Comment