Merengkuh Cinta & Sejarah Di Kota Bogor
Sebenarnya
sudah berkali-kali melintas jembatan merah saat akan dan usai berkunjung ke
rumah kakak tertua. Namun baru awal Mei 2015 itu kedua kakiku berjalan diatas
jembatan yang memiliki nilai sejarah perjuangan pertumpahan darah. Jembatan
merah disini berbeda dengan jembatan merah yang ada di Kebun Raya Bogor.
Menurut mitos yang beredar jika sepasang kekasih yang melewati jembatan
tersebut akan putus. Jembatan ini mengingatkanku pada Toko Merah yang ada di Kota
Tua di jalan Sawah Besar.
Jembatan
ini dibangun pada tahun 1881 bersamaan dengan diresmikannya Stasiun Bogor.
Sejak awal didirikan jembatan ini sudah diberi warna merah bata. Terlebih saat
perang kemerdekaan, tempat ini juga menjadi saksi perjuangan tentara BKR yang
dipimpin oleh Kapten Muslihat melawan penjajahan Belanda. Para pejuang yang
datang dari arah Jalan Veteran berusaha memasuki wilayah yang dikuasai Belanda
yaitu gedung di samping Matahari Dept Store yang kini menjadi Kantor Polresta
Bogor tersebut. Di atas jembatan inilah pertempuran sengit terjadi. Banyak
korban dari kedua belah pihak bergelimpangan di jembatan ini. Banyak darah
berceceran, semakin menasbihkan nama jembatan merah yang lekat dengan darah.
Pada saat era orde baru, jembatan tersebut di cat warna kuning, namun tetap
saja orang menyebutnya jembatan merah. Mungkin di situ keunikannya. Jembatan
warna kuning kok disebut jembatan merah.
![]() |
jembatan merah |
Lokasi
Jembatan merah sangat strategis. Tepat berada di pusat kota dan keramaian kota
Bogor. Dekat dengan Stasiun Bogor dan Jalan Merdeka yang merupakan pusat
perdagangan. Selain itu dekat juga dengan Pasar Devris yang siangnya berfungsi
sebagai pasar tradisional namun jika malam berubah menjadi sentra kuliner.
Saat
ini kondisi Jembatan Merah dipercantik dengan hiasan tulisan JEMBATAN disisi
sebelah kiri dan MERAH disisi sebelah kanan. Jika malam hari terlihat lebih
cantik karena terdapat lampu yang memperjelas tulisan JEMBATAN MERAH.
Nama
jalan tersebut pada awal berdirinya adalah Bantammer Weg.Di sebelah Barat jalan
ini bertemu dengan jalan Merdeka, jalan Veteran dan jalan Perintis Kemerdekaan.
Di bagian Timur si bantammer weg berujung ketika bertemu dengan jalan Juanda.
![]() |
mencoba menirukan gaya patung |
![]() |
mencoba menirukan gaya patung |
Hingga
saat ini, jalan Kapten Muslihat masih merupakan akses utama bagi warga kota
Bogor dari arah Barat Bogor untuk menuju ke tengah kota.Patung Kapten Muslihat
ini berada di depan Taman Topi. Sambil melepas lelah kami duduk dan menikmati
sarapan pagi dengan roti bakar. Mataku berselasar melihat tempat niagaa mungil
di beratapkan seperti topi berbeton. Dari salon, percetakan, warung makan ,
agen travelling dll. Ada yang berbentuk jamur, buah-buahan juga disana. Taman
Topi sendiri mengahadap Matahari dan
Plaza Taman Topi Square.
![]() |
taman topi |
![]() |
menikamati roti bakar usai joging |
![]() |
es duriaaaan ampuuuuun |
Usai
melahap roti bakar, gerobak es durian menggoda mata keluargaku untuk
mencicipinya. Sayang aku sendiri bukan penggemar durian. Dari kami yang berenam
hanya aku yang sungkan mencobanya. Mba Eva, Mada, Fildza, Talita dan Akbar
menikmati satu cup es durian dengan begitu nikmatnya. Berulang-ulang bocah
laki-laki paling mungil itu menawariku untuk mencicipinya meski sedikit. Tetap
saja aku enggan, entahlah aku memang tidak berselera dengan bau durian.
Nama
Kapten Muslihat disematkan pada jalan ini sebagai penghormatan kepada Kapten
Tubagus Muslihat. Seorang pejuang Indonesia yang gugur dalam pertempuran
mempertahankan kemerdekaan di jalan ini. Lokasi gugurnya sang kapten berdekatan
dengan dimana stasiun kereta Bogor berada saat ini. Sebagai penghormatan
terhadap jasa-jasanya maka namanya diabadikan sebagai nama jalan ini.
Selain
itu di salah satu bagian jalan ini terdapat juga sebuah jembatan yang membuat
Bogor memiliki kesamaan dengan kota Surabaya. Jembatan tersebut bernama
Jembatan Merah. Kisah heroik yang terjadi di sekitar jembatan inipun sama dengan
yang terjadi si Surabaya.
No comments:
Post a Comment