Aku 11 12 Bapa
Saat
berjalan dibawah awan berarak di Kota Kembang, aku mendapati sepasang remaja
belia duduk dikursi besi ukir jalan Asia Afrika. Terlihat gadis hitam manis
sedang merajuk, mukanya masam membisu. Lelaki muda disampingnya menemani setia,
ia lelaki yang beranjak remaja,paras bocahnya baru ditumbuhi jerawat di
parasnya yang mulai tak polos. Rasa ingin tahuku menggebu, lalu aku
menanyainya,
"Kalian pacaran?" ujarku sambil
mengulum senyum
"Enggak, kakak adik" jawabnya
singkat
"Kakak adik ketemu gede?"
senyumku makin lebar.
Sambil memperhatikan bentuk wajah yang jauh
beda diantara keduanya.
romantisme emak bapa |
Aku dan Iis bergegas meninggalkan mereka.
Tapi ada ihwal yang mengganjal yang belum aku utarakan. Kaki ini mengerem dan
berbalik arah.
"Neng, jadi perempuan harus bisa jaga
diri ya, kudu hati-hati" pesanku
"Iya Teh"
Tetiba aku menertawai diriku sendiri,
mengingat cerita Mbaku tentang bapa. Saat diajak wisata ke kawasan agro wisata
Kali Gua Bapa semangat mengejar sepasang muda-mudi yang berjalan menyepi
diantara petak-petak kebun teh.
"Bapa mau apa?" mbaku penasaran
"Itu lho lanang wadon nggolet tempat
sepi, buat apa kalau bukan pacaran itu kan dosa?"
Bapa membara sementara mbaku terkekeh
diikuti cucunya yang sudah menginjak remaja.
"Sudah Pa, mereka sudah terlalu jauh.
Lagi pula mereka bukan dari keluarga kita. Insya Allah anak dan cucu Bapa tidak
demikian. Biar mereka yang menanggung sendiri akibatnya"
Ucapan itu sanggup meredakan Bapa. Kemudian
Bapa dan keluarga menikmati pemandangan dengan nikmat syukur yang tak terkira.
bapa berkebun dan kesederhanaannya |
Lebih tepatnya tegas bukan galak. Ini juga
salah satu karakterku yang melekat. Bisa dibilang tidak jauh beda dengan Bapa.
Rahang di wajahnya dikala muda menempel tegas di wajahku.
emak bapa |
Usia beliau yang sudah berkepala 7, kini
tinggal berdua dengan Emak, sementara ke-8 anaknya. Hanya seorang yang tinggal
di kampung sebelah yang tidak jauh dari rumah. Kesibukan sehari-hari beliau
bahu membahu berdagang dan berkebun.Di masa senjanya, beliau sangat intim
dengan Gusti Allah. Ketika adzan berkumandang beliau mengejar sholat jamaah di
suro kecil yang tak jauh dari belakang rumah.
No comments:
Post a Comment