Sunday 4 January 2015

Menyisir Ikon Depok


                                                  Mendarat Di  Ikon Depok

Pada  Minggu 16 November 2014 kami ber-6 mengadakan perjalanan menyusuri Depok. Nana, Indra, Ita, Iis, Dian dan saya menikmati akhir pekan dengan suka cita. Meskipun pada awalnya harus bermain petak kumpet dengan petugas jalan tol. Hehehe maklum saja kebiasaan kurang baik, naik dan turun di tengah jalan tol sudah menjadi kebiasaan di daerah sepanjang tol Merak – tangerang. Awal tujuan utama yaitu menuju masjid Kubah Emas. Menjelang keberangkatan kemudian berubah rute ke perpustakaan UI. Kami sama-sama meraba rute baru, ihwal baru pertama menginjakkan kaki di sekitar UI. Usai turun dibawah jembatan penyebrangan kami harus berjalan jauh, sekitar 3 km kami tempuh. pemnadangan yang asri dan sejuk mengelilingi kampus yang menjadi andalan Indonesia itu.

Tercengang Di Perpustakaan UI 


Sebelum menapaki perpustakaan UI yang bentuknya seperti gundukan itu, kami mampir menunaikan sholat dzuhur di masjid Ukhuwah Islamiyah milik UI. Masjid kebanggaan itu bersampingan dengan danau yang menghampar hijau. Berbarengan dengan itu, awak kampus sedang mengadakan suatu event. Mereka tampak sejuk dengan hijab mereka yang lebar dan mengulumkan senyum ramah. Sebenarnya ada rasa betah, sebab angin yang sepoi-sepoi menghembus dari danau membuat kami nyaman beristirahat diatas serambi yang luas, sambil menunggu teman yang berlama-lama di toilet yang bersih.




Mejeng dibalik gedung



Di depan gedung perpustakaan UI

Di dalam perpustakaan UI
Dari jauh, di tepi danau yang indah, kita sudah bisa melihat gedung megah tersebut laksana tempurung raksasa dengan tiga menara utama. Plus atasnya yang berumput hijau (futuristic) hasil karya perusahaan dan arsitek Indonesia. Area perpustakaan ini juga bebas asap rokok, hijau, hemat listrik, kertas dan air. Kita tentu tidak perlu khawatir akan polusi udara di sana. Karena tempatnya sangat nyaman, maka tak heran bila ada mahasiswa bisa menghabiskan waktu mulai jam delapan pagi sampai jam tujuh malam. Perpustakaan ini merupakan salah satu yang terbesar, termodern dan terindah di Asia Tenggara.

Tidak harus mahasiswa UI  yang dapat menikmati fasilitas perpustakaan UI ini. Terbukti kami bisa masuk dengan mudah. Tetapi kami harus registrasi dahulu dengan petugas perpustakaan. Uang 5000 perak sebagai uang masuk, kami diberi stiker bulat kuning yang diletakan di dada, dan diberi satu kunci untuk meletakkan barang bawaan (misal tas, jaket). Karena kami orang luar, jadi tidak diperkenankan meminjam buku, jika ingin membaca boleh. Kalau mau ada foto copy yang disediakan disana. Memasuki ruangan kami disambut tembok bertulis "baca"  yang ditulis relief dalam berbagai bahasa.

Fasilitas umum terdiri dari ruang apung Cinema, Gym, studio musik dan broadcast, ruangan yang ada di lantai 5,6,7 dan 8 serta seluruh area tenant yang ada di sekitar gedung. Fasilitas perpustakaan terdiri dari area lantai 1 (minus area tenant dan cinema) ruang komputer, lantai 2, 3 dan 4. Di sana terdapat ruang diskusi tertutup, ruang kelas multi media dan ruang kubikus. Untuk menggunakan masing-masing fasilitas di perpustakaan ini, tentu kita harus mematuhi prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan.


Universitas Indonesia mengenalkan perpustakaan baru yang diklaim perpustakaan terbesar di dunia. Perpustakaan dengan nama The Crystal Knowledgedibuka pada 13 Mei 2011. Perpustakaan itu menempati lahan 2,5 hektar dengan luas bangunan 33.000 meter persegi.
Perpustakaan dilengkapi teknologi paling modern. Pengunjung dapat menikmati buku dalam bentuk hard copy atau digital. Perpustakaan dapat dinikmati mahasiswa di Aceh, Papua, dan di mana saja. Kami berharap ini memberi sumbangan kemajuan Indonesia.

Perpustakaan bisa menampung 3-5 juta judul buku, dilengkapi ruang baca, serta 100 silent room bagi dosen dan mahasiswa. Diharapkan dari 100 ruangan itu akan lahir minimal 100 jurnal internasional.
Tak hanya tempat membaca, perpustakaan UI menjadi tempat pertemuan mahasiswa, dosen, dan publik. Di sana dilengkapi taman menghadap danau, restoran, bank, serta toko buku. Perpustakaan itu dari jauh seperti tempurung raksasa dengan tiga menara utama

Perpustakaan Pusat UI itu dapat menampung sekitar 10.000 pengunjung dalam waktu bersamaan atau 20.000 pengunjung, ini terhubung dengan pusat pembelajaran dan perpustakaan lain di dunia.
Pada Mei 2011 digelar Soft launching Perpusatakaan UI oleh Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh, dan Grand Opening pada Juni 2011 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Gedung Perpustakaan Pusat UI (The Crystal Knowledge) yang dibangun sejak Juni 2009.

Tak habis-habisnya kami tercengang di dalam ruangan sana, mengingat kecanggihan perpustakaan yang baru dijumpai. Pertemuan yang singkat tak membuat kami sempat membaca, yang ada hanya foto-foto narsis dan mencari skripsi bekal salah dua dintara kami yang akan menyusun skripsi. 

Wisata Religi Di Kubah Emas

Gerimis kian memadat usai kunjungan yang serasa belum puas itu. Usai melewati stasiun Universitas Indonesia hujan semakin melebat. Terpaksa kami harus berteduh di gang Pocong. Gang yang berada di belakang stasiun itu terlihat ramai dengan banyak penjual dan usaha-usaha yang beraneka ragam dijumpai.

Akhirnya, kami menjumpai jalan raya. Jalan yang harus ditempuh menuju Kubah Emas tak singkat. Jika naik angkot harus 3 kali turun naik. Namun kami mengambil inisiatif untuk mencarter angkot yang nangkring dipinggir jalan raya. Tawar menawar sampai harga deal disepakati. Bang Haji sebutanya, mantan TKI yang bekerja di Arab Saudi menjadi supir yang mengantarkan kami hingga pintu masjid dan mengantarkan kami sampai Kampung Rambutan.


Masjid Dian Al-Mahri Depok. Mesjid Kubah Emas yang terletak di Kota Depok memiliki nama asli Masjid Dian Al-Mahri. Masjid ini di bangun sejak tahun 2001 dan selesai pada akhir tahun 2006 dan pada tanggal 31 Desember 2006, masjid kubah emas depok resmi dibuka untuk umum. Dalam catatan sejarah, Masjid Kubah Emas Depok atau Masjid Dian Al-Mahri di bangun oleh seorang pengusaha asal Banten yaitu Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid.

Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Dian Al-Mahri juga kerap dijadikan sebagai salah satu wisata keluarga atau wisata religi masjid kubah emas, karena bentuk kubah-kubahnya yang dibuat dari emas, membuat orang-orang tertarik untuk mengunjunginya.

Kenapa Masjid Dian Al-Mahri disebut juga Masjid Kubah Emas? Bagaimanakah asal usul nama masjid kubah emas depok? untuk selengkapnya, silakan Anda simak sejarah singkat serta arsitektur masjid kubah emas depok berikut ini.

Masjid Dian Al-Mahri (Masjid Kubah Emas) resmi dibuka untuk umum pada tanggal 31 Desember 2006 bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. Di bangun oleh Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid, pengusaha asal Banten, yang telah membeli tanah ini sejak tahun 1996. Masjid ini memiliki luas kawasan 50 hektar, bangunan masjid ini menempati luas area sebesar 60 x 120 meter atau sekitar 8000 meter persegi. Masjid ini sendiri dapat menampung sekitar kurang lebih 20.000 jemaah. Kawasan masjid ini sering disebut sebagai kawasan masjid termegah di Asia Tenggara.

Masjid Dian Al Mahri memiliki 5 kubah. Satu kubah utama dan 4 kubah kecil. Uniknya, seluruh kubah dilapisi emas setebal 2 sampai 3 milimeter dan mozaik kristal. Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal. Kubah tersebut memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter. Sementara 4 kubah kecil memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter. Selain itu di dalam masjid ini terdapat lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia seberat 8 ton.

Selain itu, relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat dari emas 18 karat. Begitu juga pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah berlapis bahan prado atau sisa emas.

Secara umum, arsitektur masjid mengikuti tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen.

Halaman dalam berukuran 45 x 57 meter dan mampu menampung 8.000 jemaah. Enam menara (minaret) berbentuk segi enam atau heksagonal, yang melambangkan rukun iman, menjulang setinggi 40 meter. Keenam menara itu dibalut batu granit abu-abu yang diimpor dari Italia dengan ornamen melingkar. Pada puncaknya terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat. Sedangkan kubahnya mengacu pada bentuk kubah yang banyak digunakan masjid-masjid di Persia dan India. Lima kubah melambangkan rukun Islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24 karat yang materialnya diimpor dari Italia.

Pada bagian interiornya, masjid ini menghadirkan pilar-pilar kokoh yang menjulang tinggi guna menciptakan skala ruang yang agung. Ruang masjid didominasi warna monokrom dengan unsur utama warna krem, untuk memberi karakter ruang yang tenang dan hangat. Materialnya terbuat dari bahan marmer yang diimpor dari Turki dan Italia. Di tengah ruang, tergantung lampu yang terbuat dari kuningan berlapis emas seberat 2,7 ton, yang pengerjaannya digarap ahli dari Italia.

Sebagai salah tempat wisata religi, masjid ini menyediakan fasilitas-fasilitas untuk penunjang yang bisa membuat pengunjung semakin betah berlama-lama di sini, di antaranya mini market, restoran, kios makanan, toko butik, rumah penginapan, gedung serbaguna, auditorium, gedung Islamic Center, dapur umum, dan toko suvenir. Wisatawan yang berniat mampir ke toko suvernir dapat membeli aneka cenderamata, seperti cangkir, pin, kaos, mukena, sajadah, songkok, dompet, jam, piring, dan lain-lain.

Selain itu, masjid ini mempunyai tempat parkir seluas 7.000 meter persegi yang dapat menampung 300 kendaraan roda empat atau 1.400 kendaraan bermotor. Sistem pengamanan kompleks masjid ini diserahkan kepada para satpam yang bertugas di lokasi masjid. Bagi para pengunjung yang ingin berfoto di lokasi masjid ini tidak perlu khawatir, karena di sini terdapat banyak fotografer yang menawarkan jasa foto.

Pengunjung yang ingin berwisata rohani ke masjid ini juga dapat mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan masjid ini secara rutin, di antaranya kegiatan tausiyah umum setiap hari Selasa, Rabu, Sabtu, dan Minggu pada pukul 10.30—12.00 WIB.

                       

No comments: