Wednesday 25 October 2017

Usai Jihad Perjuangan Bersalin

Usai Jihad

Pukul 13.47 air mengalir dari jalan lahir tanpa kendali meski sudah berusaha ditahan. Kaget rasanya dan terus mencoba menenangkan diri. Sebab ketidak tahuan, aku mencoba berkonsultasi dengan bidan terdekat via ponsel. Beliau menyarankan untuk mendatanginya agar bisa memantau dan memeriksa keadaan berikutnya, lagi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

"Ketuban pecah" ujarnya usai fiti. Ini istilah menengok kondisi didalam jalan lahir dengan jemari yang dilapisi antiseptik dan sarung tangan higienis. Awalnya kegiatan ini hanya dilakukan ketika ayam yang hendak bertelur. Jika istilah di lingkungan kami di 'cendol' 😬 Sakit? 😯 ya itu bagian dari sebuah nikmat πŸ˜†.

Pembukaan satu baru seukuran 1 cm, seiring berjalan waktu terus menggeliat yang ada di rahim. Sesekali hanya satu menit angin putih beliung itu hinggap diperut bawah. Dan seakan ada bara api dipunggung bawah. Semakin larut rasa yang sama semakin rapat. Mencengkram, dahsyat, nikmat πŸ˜‚ tak boleh sedetikpun suamiku berhenti mengelus-elus punggungku. Sesekali matanya terpejam menahan kantuk yang berat, aku membangunkannya dengan sedikit rengekan. Maklum saja, malam hampir menanggalkan gelapnya. Murottal tiada henti memanjatkan ayat-ayat suci selama kontraksi berlangsung. Termasuk bibir ini yang terus beristighfar dan berdzikir semampu jiwa raga.

Pukul 03.00 WIB dini hari, dengan mempertimbangkan keadaan yang tidak memungkinkan hanya ditolong tenaga bidan, aku dilarikan ke RS. Allam Medika. Sudah berbagai sugesti bidan 3 anak itu memberi masukan. Namun usahanya belum maksimal aku wujudnya. Aku kurang power untuk mengejan, sementara baby kontraksi bayi tidak begitu panjang dan berhenti.  Keputusan vacum dengan gerak cepat ditanda tangani dan dikerjakan. Ya, dengan segala konsekwensinya,  billah wa lillah perjuangan menjadi ibu.

Proses persalinan yang menguras tenaga dan menguras rasa penasaran sesuai obrolan orang-orang. Beda persalinan beda cerita dengan beda kronologi yang pada akhirnya berbuntut kebahagiaan usai kepala itu keluar dari jalan lahir. Betapa bahagianya saat pukul 04.15 bayi itu dapat melihat dunia, aku dihujani ciuman dikening oleh suami. Sementara tangan kiriku terus menggenggam, meremas tangannya hingga usai persalinan berlangsung. Beruntunganya aku didampingi suami siaga dari awal persalinan hingga selesai. Saat nikmat itu menghamtam beberapa kali aku menjambak rambut ombaknya, meremas lengannya yang hitam, memarahinya. Rasanya ingin menangis saja, namun tangis itu hanya sesaat. Tak ingin mengurangi tenaga gegara reaksi tangis yang memang lumrah ketika menahan lara. Tegas, suamiku melarang menangis πŸ˜„

Nikmat mana lagi yang aku dustakan. Sambutan bahagia menyeringai dari sekitar bahkan alam pun ikut menyambut kebahagiaan itu. Bayi perempuan dengan berat 3,1 kg dan panjang 50 cm melihat dunia dengan jerit tangis yang kencang. Badannya berlumur darah langsung diringkus suster untuk dibersihi. Dan di pagi yang belum sepenuhnya terang, emak menengokku yang sedang terkulai lemah di atas bangsal persalinan yang masih bersimbah darah. Aku mengusap wajah keriput emak, matanya berkaca-kaca. Yang ada dibenakku adalah beliau adalah wanita tua yang heibat. Melahirkan 8 anak tanpa tersentuh tenaga medis dan hanya 1 anak yang menggunakan jasa tenaga medis. Aku menjadi anak pertama pasca melahir di rumah emak. Hampir semua cucu emak lahir diranah rantau bersama suami. Kebetulan, aku menikah dengan suami yang hanya berbeda RT saja. Begitu juga mama mertua yang single parent sejak hampir 3 tahun lalu, raga kuatnya tak henti membantu mengurus bayi cantik kami usai seharian berdagang. Bahkan hingga saat ini rela matanya tak terpejam saat rengek tangis bayi pecah.

Rupa bayiku perpaduan dari kami. Hidung besarnya diwarisi oleh papahnya, sedang kulit bersihnya dariku. Sementara lesung pipi dikedua sisi saat mengurai senyum dari kami berdua 😘😘 Ah, perpaduan yang cantik. Ohya, lentik jemarinya yang runcing diwarisi oleh mbah dari mama mertua. Lucu dan sangat menggemaskan, bukan 😘😘 Kalau pun ada kelebihan itu bagian dari bonus dan kekurangan itu pelajaran untuk memperbaiki seiring tumbuh kembang buah hati, ya wajar ☺ tidak ada kesempurnaan, yang sempurna milik Allah SWT.

Jihad itu baru awal perjuangan. Terimakasih Nak, sudah sama-sama memperjuangkan untuk hidup. Kamu adalah satu dari banyak proses yang berhasil tembus.

Hamil jalan 8 bulan

Naik 18 kg dari 40 kg BB asal

Tampak dari samping, pakai T shirt suami kekecilan πŸ˜€


Beberapa menit pasca keluar dari jalan lahir

Qismika Misha Shafana, namanya pemberian nama papah 

Mika masih dalam box karena efek sisa fakum belum hilang

Sehari pasca bersalin, perut masih sedikit besarπŸ˜€

Mika usia hitungan hari, 4 hari







No comments: