Saturday 11 August 2018

Menjadi Orang Tua Pintar Dan Kekinian Untuk Anak

Menjadi Orang Tua Pintar Dan Kekinian Untuk Anak
Dokumen pribadi, lokasi taman barat Monas

Menjadi orang tua adalah anugerah yang paling indah sekaligus ujian yang berat. Di dalamnya ada saja peristiwa yang melibatkan anak dengan pertumbuhannya yang cepat mengikuti zaman. Kita kenal sekarang anak zaman now. Selain sudah terpapar dengan teknologi sejak lahir, generasi ini juga sudah terbiasa mengakses informasi via internet hingga kepiawaian menggunakan tombol touchscreen untuk mengakses program Android yang banyak tersedia secara bebas.

Kemajuan teknologi yang pesat ini pun ke depannya akan mempengaruhi mereka, mulai dari gaya belajar, materi yang dipelajari di sekolah, sampai dengan pergaulan mereka sehari-hari. Ruang dan waktu tidak lagi menjadi batasan, jarak semakin tidak berarti,pergaulan tidak lagi ditentukan dari faktor lokasi.

Tidak heran, dari semua yang mereka dapatkan membuat generasi sekarang ini menjadi lebih cerdas dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Makadari itu, mengimbangi anak dengan ikut menjadi pintar itu sangat penting. Menjadi orangtua yang mau belajar. Percaya, generasi zaman old sudah sangat jauh berbeda dengan zaman now perkembangannya. Belajar terus sepanjang hayat, mengikuti perkembangan zaman pada saat itu sesuai kebutuhan, tidak ketinggalan zaman dan tetap dijalur yang tidak meninggalkan agama.

Menjadi orangtua dari generasi paling pintar ini bukan berarti hal yang mudah. Tidak dapat dipungkiri, semua teknologi yang mereka dapatkan tersebut juga dapat berdampak buruk. Kemudahan mengakses informasi dengan jangkauan luas juga membuka peluang terhadap hal-hal yang tidak baik. Baiknya orang tua tidak memberikan apa yang anak pinta, terlalu dimanjakan dengan segala fasilitas, membiarkan anak bermain gadget dan menonton televisi terlalu lama, mengajarkan hidup mandiri dan bermain di luar atau berolahraga.

Dengan bermain di luar, anak akan bersosialisasi dengan temannya dan meninggalkan gadget. Selain itu, anak akan sehat dengan gerak aktifnya gerak badan. Melatih komunikasi secara verbal dan belajar berempati, simpati dan berbagi. Mengenal dunia luar secara nyata adalah proses belajar yang alami dan bisa bersentuhan langsung. Tidak seperti yang ada di layar gadget, secara virtual.


Namun, bukan berarti mengurung mereka dari teknologi menjadi jalan keluar. Karena teknologi itu jugalah yang membuat mereka tidak tertinggal. Lantas peran yang harus dilakukan orangtua disini adalah mendidik mereka untuk bisa memanfaatkan berbagai teknologi yang ada dengan benar. Orangtua juga harus memberikan bekal sejak dini kepada generasi ini untuk menghadapi tantangan di masa depan. Terpenting membekali anak dengan pondasi ilmu agama yang kuat.

Beberapa cara mendidik anak kekinian yakni

Menjadi contoh yang untuk anak. Seperti pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Ini menyimpulkan hal yang berkaitan dengan anak tidak jauh berbeda dengan kebiasaan orang tuanya. Memberi teladan yang baik. Bukan banyak bicara sedikit bekerja, namun banyak memberi contoh dan sedikit bicara. Memberi contoh adalah pelajaran secara alami dan membentuk kebiasaan baik bersama.

Saat sedang bersama anak, hadirlah untuk mereka. Buatlah hubungan yang nyata dengan anak-anak, menikmati waktu bersama dan mendengarkan ceritanya. Momen sederhana yang akan terus terekam sepanjang hidupnya.  Mengajaknya bermain, membacakan cerita, masak, olahraga bareng, atau ngobrol.

Jangan terlalu menyibukkan anak. Banyak orangtua yang mengikutkan anak-anaknya dalam berbagai aktivitas di luar sekolah. Walau kegiatan itu bisa memperkaya pengetahuan dan pengalaman anak, tetapi memberi waktu luang di rumah juga penting. Bagi anak, waktu luang itu bisa berarti waktu untuk rileks dan mengistirahatkan diri.

Mendengarkan anak merupakan salah satu cara untuk memahami mereka dan mengetahui apa yang mereka butuhkan. Anak akan mendapatkan kenyataan yang selama ini belum pernah diketahui tentang si kecil. Kuncinya adalah berhenti melakukan aktivitas lain dan dengarkan apa yang disampaikan anak. Beri tanggapan yang tidak membuat anak merasa malu karena sudah bercerita. Jika anak merasa orangtunya mau mendengarkannya, ia akan selalu datang kepada Anda saat senang atau sedih. Ini merupakan fondasi yang berharga untuk mendampingi anak melewati setiap tahap kehidupannya.

Berhenti mengejar kesempurnaanTidak membandingkan diri kita dengan orangtua lain adalah setengah dari pertempuran dalam modern parenting. Yang dibutuhkan anak hanyalah "ada" untuk mereka. Kuncinya anak dan orang tua yang bahagia, tanpa mengenal syarat tapi dan ini itu.

Dalam generasi yang lebih beragam secara etnis, orangtua millennial terus belajar mengasah parenting. Belajar parenting sekarang begitu mudah dengan adanya kecangggihan tekhnilogi, melalui buku atau ikut kajian maupun seminar. Intinya bukan hanya sekedar tahu informasi, tapi menerapkan dan berproses hijrah menjadi orang tua yang lebih baik. Yang diperlukan sebuah gaya parenting yang terbentuk dari heterogenitas dan keterbukaan pikiran.

Hampir semua orangtua menginginkan anaknya untuk menjadi anak yang sholeh. Anak yang penurut dan berprestasi. Ini semua tidak instan. Ingat proses yang panjang ditempuh untuk mencapai cita-cita. Seperti dari awal memilih pasangan, mendidik anak sedari dalam kandungan, mengenalkan agama sejak dini, kasih sayang yang penuh dari keluarga besar sehingga anak-anak nyaman di rumah.

#sahabatkeluarga

No comments: