Saturday 8 February 2020

Anak di Bawah Usia 3 Tahun Juga Perlu Pendidikan

Sebelum berangkat sekolah


Pentingnya pendidikan Islam sejak dini

Pendidikan untuk anak kerap kali ditujukan untuk mereka dengan rentang usia 4-6 tahun. Padahal, menurut penelitian, anak pada usia 0-3 tahun sudah butuh pendidikan. Mengutip dari Kompas.com, penelitian tersebut mengatakan, usia pada rentang 0-3 tahun merupakan Golden Age. Dikatakan demikian karena 80 persen pertumbuhan otak terjadi pada masa usia emas tersebut, sedangkan penyempurna sebesar 20 persen terbentuk pada masa pendidikan di atas usia tersebut.

Nah, itu rujukan yang tepat untuk anakku yang tepat bulan depan 3 tahun. Sekarang sudah mulai les calistung di RPTRA sejak sebulan yang lalu. Bukan kehendak saya atau pun papah ya. Namun Mika sendiri yang bersikeras ingin sekolah. Seringnya melihat anak-anak bersekolah sejak ia bayi. Secara rumah mbah hanya selangkah dengan TK. Lalu sering melewati kakak-kakak yang sedang sekolah baik yang melewati pasar atau arah yang lain. Hal penting dari sekolah lebih dari sekedar akademis, melainkan belajar bersosialisasi, berbagi, bergerak dan bekerja sama.

Sebelum bersekolah, Mika sudah saya perkenalkan dengan huruf alfabet, hijaiyah, angka, bentuk, nama hewan, buah, warna, alat transportasi dll. Jadi, saat mengikuti pelajaran, Mika tidak kaget. Mata dan badannya tidak fokus, namun telinganya mendengar tajam. Wajar, meski sedang lelarian Mika bisa sambil bernyanyi atau berdoa dsb.

Kekuatan pendengaran itu lah yang meyakinkan saya untuk terus meracuni dengan hal-hal baru. Soal menyanyi, Mika mudah menghafal lirik dengan baik. Ini yang diterapkan juga dalam menghafal Alquran. Saya kurang telaten untuk mengajar iqro perlu konsentrasi anak yang tinggi. Sudah mencoba, antusias Mika lebih menyukai langsung mengaji Alquran langsung. Keterbatasan dalam pengucapan tak menjadi halangan. Seperti huruf 'ro' maklum masih pelo😀 Lain dengan membaca Alquran, meski tidak melihat, telinganya tajam mendengar dan lidahnya ikut bergerak mengikuti.

Beberapa bulan ini Mika sudah bisa sambung ayat hingga surat Al Asr terhitung dari surat Al fatihah. Alhamdulillaah, rasa senang dan bangga yang berbuah manis. Sesekali libur, lebih rutinnya usai bada magrib dan sebelum tidur hafalan surat pendek itu diulang. Makhorijul huruf, qolqolah dan tajwid saya tekankan. Terlihat kesal saat lelagi diulang, namun perlahan mulai terbiasa dan tersenyum-senyum dibuatnya. Tak lupa saya memberi pujian, masya Allah, Tabarokalloh, awasome, hebat dan mencium pipinya.

Eksperimen saya uji saat memasuki surat Al fiil. Sebelum memulai membaca saya ceritakan asbabun nuzul surat tsb. Pertama menyebut surat al fiil artinya gajah. Mika kegirangan, menyebut hewan gajah dan mendiskripsikan bentuknya. Selanjutnya kembali menceritakan isi dari surat tsb. Masya Allah dari sekian surat, surat Al fiil yang paling cepat dihafal. Menurut Mika, gajah yang menyerang kabah dilempari dengan kerikil panas oleh burung Ababil yang dikirim oleh Allah. Kemudian gajah menjadi berlubang-lubang seperti daun yang dimakan ulat. Dan ulatnya dimakan Mika. (Ulat permen yupi yang dimaksud) 😂

Untuk hafalan doa pendek pun saya ajarkan sebelum tidur. Waktu yang panjang merayu Mika untuk benar-benar bisa memejamkan mata. Dari pukul 21.00 lampu dipadamkan dan tertidur dipukul 22.00 atau kadang lebih. Selama itu pula waktu dihabiskan untuk mengobrol ngalor-ngidul, menghafalkan doa-doa dan artinya, menghafal surat pendek dan menjelang terlelap menggaruk-garuk badannya. Doa yang sudah dihafal yaitu doa sebelum tidur, doa untuk kedua orangtua, doa untuk kebaikan di dunia dan akhirat, doa sebelum makan dan belajar.

Soal menulis, belum saya arahkan dengan tegas. Lebih sering mengajarinya menggambar dan mewarnai. Seusianya biar disibukkan bermain dan belajar yang disukainya saja. Mika paling suka menggambar kucing dan sangat suka dengan karakter little pony dan hello kitty yang berwarna pink. Dari baju dan perlengkapan kebutuhannya, Mika memilih warna pink.

Kekurangan bukan sama Mika, tetapi mamahnya. Yang masih enggan lepas dari menatap gadget dan membiarkan menonton televisi berlama-lama 😥 Mungkin jika itu dikurangi hasil mendidik Mika lebih optimal. Bukan karena alat smart yang bisa menjadi penghafal Alquran pula. Yang terpenting dari mendidik anak dan jika ingin menjadi hafidz karena ada pendamping yang telaten dan sabar. Alat atau mesin hanya penunjang, dan saya tidak memiliki. Wajib, iya enggak juga 😬

No comments: