Belajar
Kesetiakawanan Dari Vespa
Kekuatan vespa adalah brand itu
sendiri yang sudah begitu melekat. Di Indonesia, penggemar fanatik skuter ini
mencapai 40 ribu orang atau yang terbesar ke-2 setelah Italia. Merupakan kendaraan
yang ikonik dan stylish. Vespa adalah merek sepeda motor jenis skuter yang
berasal dari Italia. Perusahaan induk dari vespa sendiri adalah Piaggio. Vespa
dalam bahasa Itali memiliki ari sejenis lebah atau tawon.
Aku mencoba memaparkan pengalaman
perjalanan wisata Anyer bareng komunitas vespa beberapa minggu yang lalu,
tepatnya pada tanggal 18-19 Oktober 2014. Memboceng vespa yang berwarna biru
jenis super (speed 150S) tahun 75 milik temanku. Menjadi bagian dari mereka
untuk pertama kalinya tentunya hal yang baru. Ada banyak gambaran yang selama
ini hanya mendengar dari teman-teman vespa, dan saat itu aku merasakan sendiri
solidaritas kebersamaan bersama mereka. Ada 30 vespa yang mengikuti acara tsb
dengan jenis vespa klasik dari komunitas vespa Jakarta Timur yang diketuai oleh
Adri.
Berkomunitas vespa tentunya tidak
menonjolkan ego individu, tetapi lebih untuk membentuk persaudaraan dalam satu
komunitas guna mempererat tali persaudaraan antara sesama penggemar vespa.
Ketertarikan seseorang bergabung dengan komunitas merupakan pilihan hidupnya,
yang kemudian menjadi bagian dari gaya hidup sesorang. Terlihat jelas sebelum
berangkat sebelum pukul 23.00, kami briefing dan membentuk lingkaran, sang
ketua memberitahu rute dan menunjuk 3 petugas. Yakni petunjuk jalan yang
menjadi panutan rute jalan yang memimpin perjalanan, mekanik sebagai tekhnisi handal jika ditengah
jalan ada kerusakan pada vespa, berada di tengah rombongan dan petugas P3K (Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan). Sebelum benar-benar berciuman dengan aspal, kami berdoa dan memulainya dengan
menyatukan tangan menyerukan semangat.
Gaya hidup komunitas vespa lebih
berorientasi pada kebebasan. Ekspresi gaya hidup komunitas vespa ditampilkan
melalui penampilan para scooterist seperti cara berbusana, gaya rambut, gaya
bicara dan kebiasaan yang tampak dari para scooterist serta model vespa yang
mereka naiki. Sering vespa tidak akan jauh dari musik reggae dan rambut gimbal.
Ihwal tsb kembali kepada selera pengguna vespa. Solidaritas dalam komunitas
vespa masuk dalam solidaritas sosial mekanik, dimana didasarkan atas persamaan,
kepercayaan dan kesetiakawanan. Hal ini sejalan dengan prinsip yang dijalankan
oleh komunitas vespa, dimana tidak ada kelompok-kelompok di dalamnya. Artinya di dalam komunitas vespa semua tidak ada yang
diistimewakan. Rasa solidaritas terhadap
schooterist diwujudkan dalam kesetiakawanan yang erat dalam komunitas vespa.
Kesetiakawanan ini kemudian diwujudkan para scooterist dengan perilaku yang
selalu peduli terhadap sesama scooterist. Mereka memiliki naluri kedewasaan dan
kematangan dan berwawasan dalam berperilaku dan bertindak. Lebih mengedepankan
aspek silaturohmi, menyalurkan hobi otomotif.
aku di antar deretan vespa dengan kostum touring have fun to Anyer |
Seperti yang tergambar sepanjang
malam Minggu itu. Tak terhitung berapa kali berhenti bukan untuk istirahat.
Melainkan menunggu teman yang lain yang sedang mengalami kerusakan mesin. Kami
akan melanjutkan setelah kondisi mesin diperbaiki dan layak jalan. Ada banyak
isyarat mereka yang kerap aku lihat. Suasana kekeluargaan dan kegotong royongan
terekam jelas oleh mata telanjangku. Dengan penasaran aku menanyakan hal-hal
kecil tentang vespa, meskipun bentuk dan jenis-jenis vespa yang dijelaskan
hingga sekarang aku belum paham, begitupula dengan sejarahnya. Tanda atau
isyarat itu seperti kaki mengayun-ayun pertanda jalan rusak, tangan kiri yang
mengayun-ayun pertanda ada kendaraan yang lewat, tangan kanan mengayun-ayun
pertanda ada kerusakan vespa. Salut dengan kebersamaan mereka yang beraksi
tanpa banyak mulut. Kedewasaan yang mampu menurunkan ego masing-masing. Semua
schooterist melambaikan tangan dengan ramah kepada sesama pengguna vespa
dimanapun mereka berada selama menyisir perjalanan. Mereka juga tak segan-segan
turun membantu jika ada kerusakan vespa walaupun bukan dalam satu komunitasnya.
Mereka juga bisa dengan mudah tidur
dimana saja dengan mudah. Bisa jadi kondisi badan yang capek memudahkan mereka
tidur di lantai atau hanya beralaskan tikar tipis beratapkan langit. Aku mencoba mengikuti gaya mereka saat
beristirahat di pom bensin Sentul Serang. Dini hari menjelang fajar, pastinya
suasana dingin yang sangat menghantam tubuh pengendera. Kuajak temanku untuk
tidur diemperan pom bensin, setelah melihat mereka tergeletak dan terlelap. Apa
yang aku rasakan saat itu seperti tuna wisma dan para gembel jalanan. Tak henti
aku terus terbayang dan membicarakan kepedihan para penjaja jalanan. Hingga
temanku menegur agar tak menerus membahas yang sama, kemudian aku terlelap
sesaat dan terbangun adzan subuh dengan berselimut jaket dia. Tetiba dia sudah
tidak ada di sampingku, rupanya ia sedang mencari rokok di warung yang di dekat
jalan utama. Sementara sebagian yang lain ada yang terlelap ada juga yang
menunaikan sholat shubuh.
Tudingan miring terhadap vespa
kembali kepada pengguna vespa. Tidak ada yang salah dengan vespa. Vespa
bersifat netral. Saran bagi komunitas vespa yaitu, agar komunitas vespa tetap
patuh pada aturan dan tidak menjadikan kebebasan sebagai alasan untuk melanggar
hukum, serta tetap menjaga solidaritas antar sesama. Terhadap penilaian masyarakat
eksistensi komunitas vespa bisa diterima dengan baik sehingga memotivasi anak-anak vespa untuk bersikap
dan berperilaku yang baik juga dimata masyarakat.
Lantas, jika aku tetiba
diajak kembali berwisata jalanan seperti saat itu, aku akan.......
No comments:
Post a Comment