Wednesday 2 March 2016

Merangkak Berbusana Syar'i


Merangkak Berbusana Syar'i

Membenarkan soal penampilan menurut gaya hidup menjadi hak setiap orang. Setiap orang mempunyai ciri khas dalam mengenakan busana. Busana sendiri mencerminkan kepribadian pemakainya, meskipun terkadang penampilan hanya kamuflase dari kepentingan lain dari diri pemakai. Sebagai orang timur sejak kecil sudah dianjurkan untuk berbusana yang sopan, tidak senonoh. Sopan menurut agama dengan sopan ukuran adat dan negara akan berbeda. Sopan menurut agama Islam sudah tercantum dalam Qs. AL Ahzab:21.

Berbicara hijab Islam sangat tegas untuk mewajibkan bagi muslimah saat sudah baligh. Namun pada kenyataannya berbagai alasan membebani kaum hawa ini. Kaum yang diberi anugrah kecantikan sering lalai dengan kemolekan tubuh dan paras ayunya. Ada juga masalah siap dan tidaknya yang masih saja tak kunjung akur dengan hati. Konon katanya, sebelum raga yang tertutup akan menghijabi hati dulu, aih!

"Dih, kamu koq jalan-jalan pakai gamis? Emang gak ribet?" Kalimat itu pernah terlontar dari bibir sendiri , begitu pula beberapa teman disekitar. Di awal merangkak syar' i ada proses yang dinamakan dengan berdamai dengan hati. Dari proses pencarian busana yang sesuai selera, dari bentuk model, warna dan ukuran sangat berpengaruh. Tidak semua wanita yang mendapat hidayah menerima aturan Islam secara kaffah. Berhijab dengan abaya seperti wanita Arab adalah pilihan. Wanita muslimah di Indonesia sudah menjadi kiblat dunia soal fashion berbusana muslim. Mengingat design sudah tidak ketinggalan jaman dan tembus pasar internasional. Kembali ke pribadi masing -masing mengikuti aturan yang ada di alkitab atau terseret hijab yang mengikuti era. Dan sungguh diulang -ulang dalam ayat Al quran keistimewaan manusia dengan berakal, yang mampu membedakan baik dan buruk.

Dengan catatan masih dalam rel yang ada, seperti tidak ketat, longgar,  tidak transparan, tidak menyerupai laki-laki, menjulurkan jilbab hingga menutupi dada. Nah, yang belum saya sempurnakan yaitu memakai gamis yang tidak mencolok. Padahal warna baju terbaik untuk wanita adalah hitam sesuai Aisyah, istri nabi. Gamis yang ada dipasaran, lebih banyak  dikemas untuk kepentingan masyarakat umum, jadi yang tidak memakai jilbab pun bisa memakainya. Ada beberapa produk yang benar mendesign gamis untuk wanita berhijab, jadi potongan dan model sesuai syariah. Wajar, jika harga gamis tersebut sedikit mahal rata-rata diatas 150K, jika sepaket dengan hijab atau niqob bisa 200K.

Bisa dilihat,  kerudung yang ukuran lebar 100 - 105 meter bahan paris biasanya tak lebih dari 50K, jika ada merk ternama akan lebih mahal. Tapi jika kerudung syar'i dengan ukuran 115 - 130 meter bahan tebal dipasaran dijual dari harga 45-75K. Dari sini bisa diculik sedikit kesimpulan menuju ke surga yang mewah itu tidak murah. Dan semoga jalan menuju hijrah dari niat hingga aksi nyata ada banyak pahala didapati.

Pengalaman umroh tahun lalu, melihat wanita diseluruh dunia waktu itu. Kerudung dengan model yang beraneka ragam model,  bentuk dan jenis bahan hanya dimiliki oleh wanita Indonesia. Melihat abaya hitam juga beragam model dengan potongan lurus berhias benang emas atau bordir tetapi jenis bahan yang membedakan. Semakin bagus bahan dan potongan detail yang rumit akan semakin mahal.

Menjadi muslimah yang sesungguhnya bukan sekedar fisik yang tertutup auratnya, melainkan harus satu paket dengan akhlak yang meliputi hati, pikiran dan lisan. Menjadi pribadi yang aman untuk semesta dengan bekal yang ilmu,  Islam,  Ikhsan dan taqwa yang sebenar-benarnya. Menuju jalan yang lurus memang tidak mudah, lika - liku tentu akan dilewati. Bertahan istiqomah dalam kebaikan

No comments: