Di sore yang menenggelamkan matahari aku menyengaja ke taman. Ruang Publik Terpadu Ramah Anak atau juga dikenal dengan singkatan RPTRA. Lebih lengkapnya RPTRA Pandawa yang terletak di Tanah Tinggi Jakarta Pusat. Sambil menggendong bayiku yang cantik, aku berbincang-bincang dengan penjaga taman. Beliau bertugas tidak hanya menyapu halaman, menjadi pengawas saat anak bermain, mengurus administrasi dll. Beberapa kali saat kami ngobrol, bapa berrambut cepak itu mengingatkan untuk berhati-hati dan mengingatkan salah seorang warga untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Sekilas tentang RPTRA yang dikutip dari wikipedia dan sesuai dengan obrolan dengan petugas berkaca mata itu. RPTRA adalah konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai permainan menarik, pengawasan CCTV, dan ruangan-ruangan yang melayani kepentingan komuniti yang ada di sekitar RPTRA tersebut, seperti ruang perpustakaan, PKK Mart, ruang laktasi, dan lainnya. RPTRA juga dibangun tidak di posisi strategis, namun berada di tengah pemukiman warga, terutama lapisan bawah dan padat penduduk, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh warga di sekitar.
RPTRA, yang diinisiasi oleh Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dibangun sebagian besarnya dengan menggunakan sumbangan dana Corporate Social Responsibility. Peran pemprov biasanya dengan menyediakan lahan. Biaya pembangunan biasanya berkisar 400-750 juta dari pihak swasta. Proses pembangunan, pengawasan, dan pemeliharaan RPTRA juga melibatkan masyarakat sekitar. Bahkan perawatan taman juga dilakukan oleh masyarakat di sekitar RPTRA dan dikoordinir oleh ibu-ibu PKK. Harapannya, RPTRA bisa ikut membantu kota DKI Jakarta untuk bisa meraih status kota layak anak sekaligus menyediakan ruang terbuka hijau bagi publik.
Pagar tinggi dan tanda pengenal yang sederhana |
Masih menurut petugas taman, sebenarnya kondisi taman jauh dari konsep taman layak. Kondisi antusias warga sudah tak terbendung. RPTRA Pandawa sudah diresmikan oleh gubernur Djarot Saiful Hidayat pada tanggal 10 Oktober 2017. Sebenarnya awal tahun depan baru bisa digunakan warga. Namun, warga yang tak sabar sudah menggunakan dengan memanjat pagar saat sebelum peresmian.
Tanda peresmian ditandatangani gubernur |
Kekurangan sana-sini belum bisa ditutupi, seperti kondisi tanaman bunga-bunga yang belum ada, tanaman herbal, lampu taman yang terang, kursi taman yang cantik, taman baca dll. Ini diakui penjaga, mengingat Tanah Tinggi merupakan ranah dimana dekat sekali dengan perkampungan yang padat penduduk. Jadi wajar jika mereka kegirangan dengan adanya ruang publik yang baru.
Biasanya mereka bermain bola dengan menyewa lapangan futsal atau menunggu lomba 17 Agustus dengan menutup jalan, kini hadir di tengah warga tanpa biaya dan sangat dekat lagi teduh ada rimbun pohon. Permainan perosotan, kuda-kudaan, jungkat-jungkit dan ayunan sudah tersedia berlantai permadani sintetis yang empuk. Ada juga lapangan badminton, track anti rematik dan tribun yang lebar.
Lapangan badminton yang dijadikan lapangan bola |
Track anti rematik |
Tanah Tinggi merupakan daerah yang sering terlibat tawuran, harapannya dengan adanya taman ini anak kecil di kawasan tersebut bisa melupakan kebiasaan tawuran, dan lebih memilih untuk menghabiskan waktu bermain di taman. Dan minimal mengurangi keintimanya dengan gadget dengan bermain di luar rumah.
Sabar yak buibu namanya juga tempat umum, baru lagi 😄 |
Ibu dan anak yang bermain atau sekedar menunggu anak bermain |
Untuk penjagaan memang ketat. Penjaga, mengawasi dan mengontrol. Siapapun boleh datang ke taman tersebut, namun tidak boleh ada perusakan, pencurian serta penyalahgunaan taman, misalnya sebagai tempat transaksi narkoba. Tidak juga untuk pacaran. Husss! Jangan coba-coba yak! 😀
Ini juga larangan yak, dilarang merokok |
Warga biasanya datang hilir mudik bergantian datang. Dibuka dari jam 06.00 - 22.00 WIB. Paling ramai saat akhir pekan, atau jam anak sekolah sudah pulang terutama sore hari. Jam yang panjang itu membuat penjaga taman dibagi 2 shift, yaitu pagi dan sore. Walhasil, kalau ingin anak kita menaiki permainan di sana, mmh harus sabar bergantian, woke? 😍😘
No comments:
Post a Comment