Tuesday, 13 February 2018

Asal Muasal Bumiayu Brebes

Asal Muasal Bumiayu Brebes
wikipedia.org

Menjadi putra daerah asal Bumiayu, membuat aku ingin selalu mengenalkan segala tentang Bumiayu. Sejauh apapun merantau pasti akan kembali berziarah ke tanah kelahiran. Ada dokar atau delman atau andong yang masih menjadi alat transportasi konvensional yang membawa kenangan. Dulu, dokar sering mengantarkanku pulang sekolah ke terminal. Atau dari kantor polisi sampai kantor pos untuk mengambil wesel. Melewati jembatan diatas Kali Keruh yang tak pernah terlewatkan.

Berburu kuliner makanan khas saat ke pasar sering menjadi tujuan saat pulang kampung. Dari kembang keprol, opak petis, gorengan dage, gorengan randem dll. Untuk menu lauk yang bikin terngiler adalah sayur kubis, kami menyebutnya ceriwis yang dioseng dengan potongan dage. Mie konyol juga sogol sangat enak dimakan dengan nasi hangat. Lebih nikmat lagi ditemani ikan asin dan sambal. Nikmat yang luar biasa.

Kecamatan Bumiayu yang mayoritas penduduk petani adalah satu dari 17 kecamatan dari kabupaten Brebes. Merupakan kota kecil yang dikelilingi pegunungan dan bukit yang indah. Dengan makanan khas dage, gorengan randem, sogol, ketan pencok. Bahasa ngapak mendominasi menjadi percakapan sehari-hari masyarakatnya. Untuk nama Bumiayu diberikan oleh Adipati Anom (Amangkurat II) dalam pelariannya ke Tegal, karena di daerah ini ia bertemu dengan penduduk sekitar yang berparas cantik (Jawa: ayu). Berikut kurang lebih ceritanya,
                         ****
Alkisah, konon pada dahulu kala hiduplah seorang raja yang gagah nan rupawan.  Beliau memiliki kegemaran berburu di hutan. Karena kerajaan yang dipimpinnya aman tentram, gemah ripah loh jinawi sehingga sang raja leluasa berburu ke hutan manapun yang beliau kehendaki tanpa diiringi oleh seorang pengawal.

Suatu ketika disaat raja sedang berburu, pandangan raja terganggu oleh makhluk tuhan yang paling cantik alami terpancar bak bidadari. Raja sangat kaget dan rasa penasarannya membuncah. Matanya yang tajam enggan lepas melihat sesosok gadis cantik (sebut aja tukiyem).Dari jarak yang tidak jauh, raja terus mengamati dengan seksama. Hampir tidak percanya kalau yang beliau lihat adalah manusia. Rupanya gadis yang sedang mencuci di sungai Kali Keruh tersebut tidak tahu kalau dia sedang diamati oleh seseorang.

Karena rasa ingin mengenalnya lebih dekat, raja berusaha perlahan mengendap-endap mendekat. Langkah kaki perlahan melangkah dan menutup erat bibirnya. Raja begitu fokus pandangannya pada Tukiyem. Pandangannya yang lurus membuat kakinya terluka. Darah keluar dari kulit ari kaki yang tebal, tersandung sebatang tunggak kayu selong. Brukk, suara jatuhnya raja terdengar oleh gadis tersebut. Tukiyem dihantui rasa takut, kepalanya menengok kanan kiri memastikan keadaan sekitar. Ada prasangka ada binatang buas. Tak bisa memunculkan keberaniannya, akhurnys Tukiyem ambil langkah seribu dengan membabi buta. Rajapun tidak mau kehilangan Tukiyem, beliau mengejarnya. Tukiyem pun penasaran dengan suara tadi, sambil berlari Tukiyem menengok ke belakang dan ternyata ada seseorang yang mengejarnya. Ketakutan itu kian bertambah membuat larinya berusaha secepat kilat, meski dengan napas yang tersendat-sendat.

Raja yang menerus berlari ikut kewalahan mengejarnya. Seperti kehabisan oksigen, napasnya terengah-engah. Jalan yang dilaluinya berupa hutan dan perbukitan. Disitu rraja bersumpah, "Kelak suatu saat keturunanku tinggal disini tempat ini saya beri nama Munggang (munggah:naik)" (salah satu desa didekat Kali Keruh). Walaupun kondisi ngos-ngosan, raja tidak putus asa untuk terus berjuang. Tukiyem yang berbadan langsing dan berkaki jenjang berlari super duper kencang tidak berhenti.

Raja kelelahan dan beristirahat. Napasnya diambil dalam-dalam dan berulang sambil  memegang kedua lutut kaki. Dan disinipun beliau bersumpah, "Kelak anak cucuku tinggal di tempat ini , maka tempat ini saya kasih nama Laren"  (liren/istirahat). Setelah istirahat beberapa saat raja mengejar kembali Tukiyem kembali.

Dari kejauhan terlihat Tukiyem sudah menyebrangi sungai dan terlihat samar-samar. Disinipun raja kembali bersumpah. "Kelak suatu saat anak cucu saya mendiami tempat ini maka tempat ini saya beri nama Sawangan" (sawang-sawang atau samar-samar).

Raja terus berlari dan berlari begitupun juga Tukiyem. Raja terus membuntuti langkah tukiyem. Ternyata langkah Tukiyem menuju kediaman raja (Kerajan).  Tukiyem tak menyadarinya dan berusaha sembunyi dipemukiman raja. Dengan langkah pasti raja pun terseyum-senyum rupanya buruannya terjebak dalam kerajaannya. Mengetahui akan hal itu raja memberi maklumat kepada prajuritnya untuk mengepung kerajaan. Satu persatu raja memeriksa ruangan kerajaan dan terlihatlah jejak kaki Tukiyem yang basah di lantai kerajaan, ternyata jejak kaki tersebut mengarah ke kamar raja.


Dengan semagat empat lima raja membuka pintu pelan tapi pasti..krekeeet..!. Nah Tukiyem pun kaget bukan kepalang, ternyata persembunyiannya diketahui, padahal Tukiyem bersembunyi di pojokan dinding. Mata raja berbinar bangga karena buruannya ada di hadapannya yang tidak lain adalah seorang makhluk tuhan yang cantiknya sudah bawaan lahir, alias Tukiyem.

Dengan suara wibawa rajapun menyapa Tukiyem, "wahai wanita yang cantik, selamat datang di kerajaanku". Tukiyem baru sadar kalau tempat persembunyiannya adalah tempatnya orang yang mengejarnya. Tukiyem pun menjawabnya dengan ketus. "Tolong siapapun kisanak!, jangan sentuh aku!", raja membalasnya, "Jangan takut wanita cantik, aku adalah raja"  ujar raja berusaha merayu. "Aku tidak peduli siapa kisanak, anda raja atau pun bukan. tolong jangan sentuh aku, kalau kisanak menyentuhku, aku akan masuk kedalam bumi ini". Tukiyem tentu paham dengan tahta sebagai raja, tapi ia tidak silau dengan harta. Terlebih raja dengan rupa yang ganteng, berkumis tebal. Tukiyem tetap kukuh dengan pendiriannya. Mendengar ancaman Tukiyem, raja tidak peduli  beliau menutup pintu kamar dan berusaha meraih Tukiyem. Sebelum raja melangkah kearah Tukiyem, Tukiyem menjejak-jejakan kakinya ke lantaidan saat itu juga Tukiyem lenyap di telan bumi. Raja terkaget dan tidak percaya apa yang terjadi di hadapannya, beliaupun berteriak histeris sambil meyebut "Bumi.ayu..Bumi... ayu..." Dan lahirlah nama daerah BUMIAYU. Sebuah nama dari belahan bumi yang cantik.

No comments: