(Ya Allah, anugerahkan kami anak-anak yang sholeh)
Doa itu tak hanya diucapkan usai 5 waktu, bahkan setiap kapan pun aku menciumi ubun-ubunnya yang masih berdenyut dan pipinya yang chuby. Sebagai orangtua baru tentu harus banyak belajar dan memupuk sabar. Sebab, awal fase ini baru belum ke tahap menuju remaja apalagi dewasa. Bayiku bernama Qismika Misha Shafana, usia 9 bulan. Sekarang sedang aktif-aktifnya merangkak dan merambat. Sudah pandai memegang, memungut benda besar atau kecil.
Sejak baru dilahirkan, aku membiasakan usai magrib mengaji juz amma. Beberapa surat terakhir dijuz 30. Begitu pun saat mengandungnya, hanya 6 kali hatam Alquran, padahal target awal 9 kali hatam. Bayiku memang tidak mendengar adzan oleh papahnya usai keluar dari alam rahim. Adzan dari toa masjid yang berkumandang ia dengar, tepat pukul 04.15 fajar tiba dan tak lama adzan shubuh bergema.
Sadar, tak cukup doa untuk mendidik dan menghasilkan anak sholeh/sholehah. Ada kesuritauladanan yang harus diprioritaskan. Bagaimana seorang anak yang baik jika dari keluarga yang tidak mencontohkan kebaikan.
Sadar, seorang ibu adalah madrasah utama bagi anak. Harus cerdas, minimal banyak membaca. Pintar juga tak melulu soal nilai akademis yang unggul, melainkan mengerti, paham dan menerapkan akhlakul karimah itu juga wajib
Harus, sejak dini. Aku mengajaknya menemani wudhu, melihat kedua orangtuanya sholat. Dengan lucunya Mika mengejar sajadah saat kami bergantian sholat. Mika menirukan kami gerakan sujud dan ruku. Begitu pula saat mengajarinya berdoa, usai sholat melafalkan doa untuk kedua orang tua dan doa untuk kebaikan di dunia dan akhirat berikut terjemahnya secara lantang. Ini memang secara tidak langsung agar mudah diingat jika sering mendengar, meskipun belum tahu huruf.
Meniru gerakan rukuk |
Mengenalkan bertutup kepala. Itu juga, pernah suatu ketika aku menggendong anakku "Mau kemana lo botak?" ujar ibu muda yang sedang nongkrong di teras. Lemas raga ini. Aku cukup membisu. Entah aku yang baper atau ibu muda itu memang kurang kontrol bicaranya. Eh, tapu ibu yang mana sih anaknya dikatain, meskipun benar adanya 😑 Sungguh, ini bukan alasan menutup kepala atau pun berhijab. Sudah jelas di Alquran mewajibkan wanita untuk menutup auratnya. Ya, perlahan sedari dini memperkenalkan. Awalnya jemari mungilnya menarik-narik, lama-lama jadi terbiasa.
Begitu pun mengenalkan doa-doa saat akan beraktifitas. Seperti makan, tidur, keluar rumah dll. Ini juga berdoa dengan lantang, tidak ada maksud riya atau pamer. Dan tak kalah penting membiasakan untuk mengawali sesuatu dengan basmalah dan diakhiri dengan hamdalah.
Niatan yang dibarengi dengan ikhtiar berharap akan menuai hasil. Doa sudah melangit dan terus melangit, usaha juga tak kenal habis. Tinggal tawakkal menyerahkan sepenuhnya atas keputusan Allah. Hasbunallohu wanimal wakiil nimal maula wanimannadhiir.
Doa usai sholat |
No comments:
Post a Comment