Tuesday 21 November 2017

Mitos-mitos Orang Jawa Saat Hamil

Mitos-mitos Orang Jawa Saat Hamil


Beberapa fakta menarik di lapangan di zaman now yang sudah modern ini, masih saja orangtua mengikutinya. Tulisan ini berangkat dari pengalaman pribadi saat aku hamil pertengahan tahun yang lalu. Di usia kandungan yang berjalan 7 bulan, aku kembali ke tanah kelahiran (Dukuh Kweni- Adisana). Emak dan mama mertuaku menyambut gembira kedatangan kami. Terlebih hanya dua bulan kosong pasca menikah. Dan untuk pertama kalinya di keluarga akan ada cucu yang ke- 17 ditahun 2017 yang lahir dirumah.
Seminggu sebelum bersalin, saat jalan-jalan pagi


Berikut beberapa larangan orangtua, terutama emak dan mama mertua saat hamil

*Pantangan duduk terlalu lama
Dalam adat jawa–terutama yang hamil tua- dilarang untuk duduk dalam waktu terlalu lama. Jika ibu hamil tersebut tidak mematuhi pantangan ini, menurut mereka ibu tersebut akan mengalami kesulitan dalam proses persalinan bayinya kelak. Maksud sebenarnya adalah biar banyak gerak, banyak aktifitas supaya badan sehat, tidak terlalu mengikuti hawa malas 😄

 *Pantangan mengejek orang cacat
Pantangan adat jawa bagi ibu hamil selanjutnya adalah mengejek orang yang cacat, baik cacat fisik maupun cacat mental. Dikhawatirkan bila ibu hamil tersebut melanggarnya, bayi yang dilahirkannya kelak akan memiliki kelainan atau cacat yang serupa dengan orang yang ditertawakannya. Ini yang kemudian kita mengenal istilah "amit-amit jabang bayi"  (orang jawa) sambil mengelus-elus perut. Kalau orang sunda biasanya dengan menyebut "ting bating" sambil mengetuk-ketuk tanah.  Jika dalam Islam memerintahkan untuk banyak-banyak istighfar.

*Pantangan duduk di tengah-tengah Pintu
Selain dilarang untuk duduk terlalu lama, ibu hamil dilarang untuk duduk di tengah-tengah pintu. Mereka percaya duduk di tengah pintu akan membuat proses persalinan akan berjalan sulit karena bayinya akan berhenti keluar ketika sudah keluar setengah. Ini juga berlaku buat para perawan, sebab ini jika nanti dilamar akan pulang. Maksud sebenarnya adalah duduk di tengah-tengah pintu itu tidak sopan. Mungkin ada tamu jadi enggan masuk karena menghalangi jalan.

*Pantangan mematikan hewan Dalam adat Jawa mematikan hewan seperti kodok, cicak, menyembelih ayam, ikan, atau hanya sekedar mengikat kaki burung menggunakan seutas benang rupanya juga dilarang bagi ibu hamil dan juga suaminya. Hal ini karena dikhawatirkan janin yang dikandungnya akan mengalami hal seperti hewan yang diperlakukan oleh ibunya. Ini juga berlaku buat suami yang istrinya sedang mengandung. Sewaktu bapa mau menyembelih mentok, beliau lebih memilih memerintah adik iparku untuk membantu. Padahal suamiku sedang santai, beberapa kali aku tawarkan bantuan. Tapi bapa menolak dan tetap dibantu oleh adik iparku, hehe jadi paham 😬

*Pantangan memakan sayur yang pahit
Hal ini dikhawatirkan ari-ari yang berasa dalam kandungan saat melahirkan nanti akan ambrol dan rapuh. Ini terjadi saat aku tertarik membeli daun pepaya di mamang sayur yang keliling dagangan di depan rumah. Emak dengan sigap melarang, begitu pun ibu-ibu yang lain ikut berkomentar juga.

*Pantangan menggaruk-garuk perut
Kondisi hormonal yang berubah drastis saat hamil salah satunya menyebabkan sebagian ibu hamil mengalami gatal, terutama dibagian perut. Menurut mereka menggaruk dibagian perut akan menyebabkan bekas cakaran yang tidak akan hilang. Maksudnya adalah strechmark. Penyebab utamanya bukan karena garukan, melainkan perenggangan kulit yang berlebih saat hamil dan kemudian usai melahirkan mengendur dan meninggalkan bekas bergaris-garis seperti dicakar-cakar.

*Pantangan memakan kraca (siput sawah)
Mereka percaya ibu hamil tua yang memakan kraca. Makanan yang berasal dari hewan sejenis bekicit kecil yang hidup di sawah ini diyakini akan menyebabkan kesusahan saat melahirkan, bayi akan masuk, keluar, masuk, keluar. Sebab cara memakan kraca yang disedot keras (istilah jawa, cucrup)

*Pantangan memakan kerang atau tutut
Menurut mereka nanti jika sering memakan kerang, anak akan berambut keriting (emak menyebutnya rambut berintik). Ini karena bentuk kerang yang bergelombang pada kedua sisi cangkangnya. Tapi jika anda mempercayai dan menginginkan anak anda berrambut keriting silakan coba. Sebenarnya faktor genetiklah yang sangat memengaruhi.

*Pantangan memakan buah rambutan
Menurut mereka rambutan bisa menyebabkan gatal ditenggorokan atau batuk. Dan saat batuk itu mengejan, sedangkan kondisi hamil sering mengejan lumayan berbahaya.

*Pantangan memaki dan nengumpati
Orang Wanita Jawa yang tengah hamil diharapkan dapat bersikap baik pada siapapun. Ia dilarang mengumpat atau menggunjingkan tetangga atau orang disekitarnya serta memaki siapapun. Hal ini dipantang karena dikhawatirkan orang yang dimaki atau digunjingkan akan memberikan doa buruk kepada kehamilan ibu tersebut.

*Pantangan tidak menyimpan kotoran di manapun terutama dipojokan saat menyapu
Larangan ini berakibat sama dengan pantangan duduk ditengah-tengah pintu.

*Pantangan menjahit dengan jarum tangan
Menurut mereka khawatir jika kelak nanti anaknya lahir akan ada cacat berupa lubang-lubang atau daging kecil lebih yang menempel di badan.

Ini nih, ketika lahir bayiku membawa bitmark dari kalbunya. Ada daging lebih yang berada didekat telinga dan pipi. Menurut dokter itu bukan penyakit, ada sel yang aktif dan mengakibatkan tumbuh daging disekitar itu. Ada sebagian orang mengatakan 'siwil', ada juga mata kepiting dan kami menyebutnya 'bonus' 😍

Itulah beberapa pantangan larangan emak saat mengandung. Aku tak membalasnya dengan marah. Sering melontarkan senyum merekah saat emak melarang ini itu. Kemudian aku searching google dan bertanya ke bidan via ponsel. Hasil dari jawaban mbah google dan ibu bidan aku tunjukan ke emak dengan muka riang. Emak juga tersenyum lebar dan kagum dengan kecanggihan sekarang. "apa-apa bisa takon ning internet" ujarnya.

Perlu diketahui, emak adalah ibu 9 anak yang usianya mendekati 70 tahun. Didikan nenek moyangnya di jaman old masih mendarah daging dan sering diterapkannya terhadap anak-anaknya. Sedang mama mertua adalah anak pertama dari 8 bersaudara, usianya sudah paruh baya. Tingkahnya yang lincah membuat beliau terlihat muda. Tapi, untuk urusan mitos-mitos seperti itu, mama masih memegang kuat 😆

Beliau berbuat demikian sebagai bentuk sayang, perhatian kepada buah hatinya. Cara mendidik emak dan mamah melalui budaya nenek moyangnya secara turun temurun. Tidak perlu emosi menanggapi larangan atau pun pantangan. Terus berbuat baik, seperti dalam kutipan alquran "wabilwalidaini ikhsaanaan"

Mama berkerudung ungu, emak berkerudung coklat. Dibawahnya alm. bapa mertua dan bapa kandungku 😍😘😘

No comments: