Thursday 8 November 2018

Menikah Adalah Pengorbanan

Menikah Adalah Pengorbanan
Acara pernikahan yang sederhana


Menurut banyak orang, ujian pernikahan bisa mulus jika sudah melewati usia pernikahan 5 tahun. Sejatinya, belum banyak pengalaman yang aku alami diusia pernikahan yang ke-3. Seperti roller coaster, ya memang betul. Berawal dari teror nikah oleh orangtua sebab akan dilangkah untuk kedua kalinya. Lalu aku meminta sahabat dekat untuk menikahiku. Bukan tanpa alasan, dia juga pernah mengutarakan keinginan untuk menikah denganku sebelumnya. Tidak bermodal banyak, ala kulli haal semua Allah yang mempermudah hingga selesai walimatul ursyi. Kemudian memulai di kontrakan tanpa isi barang kecuali isi tas berupa beberapa baju, sprei, mukenah dan sajadah. Aku nangia sejadinya. Usai sholat magrib, dengan sisa uang menikah kami ke pasar membeli kasur, lemari dan perlengkapan yang lainnya.

Jadi teringat masa lalu saat masih jomblo. Capek kerja dijawab dengan menikah tidak sepenuhnya benar. Teror nikah yang kadang membuat geram, meski terkadang niatan orang  hanya iseng. Jadi,buat para jomblo yang ingin menikah karena capek kerja tolong diperbaiki lagi niatnya. Setelah menikah keduanya harus rela berbagi. Ada dua kepala yang mempunyai satu tujuan. Seperti rel yang mengarahkan kereta api melaju menuju tujuan. Saling mengisi, saling melengkapi hingga menua bersama.


Contoh kasus dari tetangga sebelah yang menikah dengan rela menjadi istri kedua. Hidup dikontrakan sepetak dan dikunjungi saat akhir pekan. Wanita tersebut dengan badan tinggi putih dan cantik seperti paras SPG mall. Mereka boleh saja memilih dengan alasan cinta tidak bisa memilih. Tapi cinta yang seperti apa yang dibawa hingga berlama-lama. Sebagai wanita yang tahu hanya bisa berdoa dan banyak istighfar. Sangat jauh berbeda kiranya, menikah resmi, hanya dengan satu pasangan dengan menikah siri. Bisa dikatakan perbedaan nikmat dan tersiksa. Namun kadang seorang wanita lebih mencintai rasa tersiksa itu. Termasuk untuk urusan cantik. Ini tidak jauh dengan kasus hamil menikah dan hamil diluar menikah. Nikmat kehamilan itu diganti ketakutan bagi mereka yang diluar menikah. Sekarang, kembali kepada kita masing-masing untuk menentukan pilihan. Sebab, menikah adalah ibadah terlama sepanjang hidup pilih yang membawa keberkahan.

Bagi seorang wanita, setelah menikah kebebasan terenggut. Semisal bepergian, bersolek atas izin suami. Memberikan sisa hidupnya bersama pasangan. Keduanya saling melayani. Ketika istri mengabdikan hidupnya di rumah, sementara suaminya mengandikan diri untuk menghidupi anak, istri dan keluarganya. Berat? Iya. Seorang suami bertanggung jawab secara dunia dan akhirat terhadap anak dan istrinya. Mengangkat derajat, menghormati, menghidupi  ke-3 wanita yaitu istri, ibu kandung & ibu mertua.


Tak cukup urusan cinta yang membawa pernikahan langgeng. Dalam rumah tangga semakin mengerucutkan urusan hidup kepada Allah, insya Allah makin ringan. Tidak ada rumah tangga tanpa goncangan. Ada saja ujian silih berganti, entah kecil atau besar. Namun keduanya ringan karena dipikul bersama. Seberapa pun masalah, tetap untuk tidak lari. Jika perlu tidak sampai suara pertengkaran melewati pintu dan daun telinga buah hati. Kembali, perbuatan kita adalah cermin dari sholat kita. Semakin paham makna sholat, semakin dekat dengan hati yang tentram. Semakin jauh dari nafsu dan emosi jahat.

Contoh kasus lagi, ketika suami rajin nge game. Kita tahu lah, usai booming COC (Cash Of Clans) lalu ML (Mobile Legende). Keduanya games online yang sering membuat lupa waktu jika sedang 'war' tiba. Hampir semua wanita kesal melihat pasangan yang enggan lepas dari gadget disaat kumpul bersama. Pertengkaran pun sering terjadi. Ini bagian dari pengalaman pribadi. Setelah semalaman saling diam, lalu bermaafan. Hikmahnya, nge game lebih baik dari pada berbuat yang tidak baik di luar ataupun keluyuran. Biarkan pasangan kita nge game, setelah lelah mencari nafkah. Mungkin itu me time_nya atau sekedar refresing. Selama pasangan masih sholat 5 waktu dan menafkahi lahir batin. Ya sudahlah, biarkan saja. Intinya jalin komunikasi yang baik, utarakan keluh kesah dan gundah gulana.

Jadi, bagi kalian yang berpikir menikah untuk sekedar melepas status kelamaan jomblo, capek kerja atau takut tidur sendiri coba gali lagi tentang ilmu nikah. Serius, menjalaninya butuh kesabaran terus menerus. Pasangan hidup tidak selalu yang digambarkan sosok Hanan Attaqi seorang hafidz bersuara merdu atau Ardi Bakri anak konglomerat yang tidak diragukan hartanya. Hampir kebanyakan lelaki biasa dengan ilmu agama seadanya. Tidak menuntut lebih, yang pasti 5 waktu sholat yang tidak terlewatkan, mengarah kepada hal yang lebih baik itu lebih dari syukur. Selain itu doa secara presisi tak berhenti untuk apa saja membolak-balikkan hati. Seperti meminta pasangan untuk mau sholat sunnah bersama atau meminta pasangan untuk tidak mengulur-ulur pekerjaan.

Tulisan yang lumayan panjang, sedikit mengurai kegelisahan. Rumah tangga punya cerita tangisnya masing-masing. Menikah itu ibadah. Dan nikmatnya itu ada rezeki yang tak terduga. Ada banyak kejutan didalamnya. Selalu libatkan Allah dalam segala urusan, insya Allah godaan lebih mudah teratasi.