Tuesday 28 April 2015

Kepak-kepak Merpati di Tanah Suci

                                              Kepak-kepak  Merpati di Tanah Suci

            Ihwal yang membahagiakan perjumpaanku menjadi tamu Allah, tapi yang menghiburku salah satunya adanya keberadaan merpati yang menghiasi sisi jalan sepanjang jalan dari hotel hingga Masjidil Haram. Menjadi pemandangan tersendiri saat merpati itu menari-nari lincah dijalanan, di dekat kedai kopi, di depan pertokoan, di pelataran masjid  dan dimana saja. Ada pula burung cantik itu terbang rendah dan berinteraksi dengan  jamaah
 
foto ini saya ambil dari internet, Merpati beterbangan tepat di halaman masjidil Haram
            Sebagian penulis sejarah Arab menduga bahwa merpati yang berada di sekitar Baitullah, Mekkah dan Madinah adalah keturunan sepasang merpati yang dulu membangun sarangnya di depan gua Tsur, tempat Rasulullah SAW dan Abu Bakar Sidiq bersembunyi dari kejaran orang-orang Quraisy saat akan hijrah ke Yasrib (sekarang Madinah Al Munawarah). Pada saat itulah dipintu gua bersarang laba-laba dan pada saat yang sama ada pula burung merpati yang  sedang bertelur. Karena melihat pintu gua ditutup laba-laba dan ada merpati yang bertelur, maka kaum Quraisy memastikan tidak mungkin seseorang bisa bersembunyi didalam gua. Akhirnya Rasulullah dan Abu Bakar berhasil lolos dari pegejaran.

            Barangkali karena hal itu, merpati menjadi kekasih seluruh penduduk Makkah hingga saat ini. Pantang bagi mereka untuk menyembelih merpati-merpati itu. Para mukminin atau warga Indonesia banyak yang mengingatkan jangan sekali-kali mengganggu, menendang atau bahkan menangkap merpati -merpati tersebut. Katanya, akan berakibat buruk bagi yang mengganggu.

            Sebenarnya aku tidak berniat mengganggu keberadaan mereka. Aku juga tidak memberanikan diri menggusar keberadaan mereka yang sedang bergerombolan mematuki makanan. Lebih sering aku melihat ketika makan di pagi hari dan menjelang sore. Jauh sebelum adzan dhuhur berkumandang, aku beserta teman-teman berkelompok untuk berangkat sholat. Sebelum pintu-pintu besi bermotif cantik itu dijaga ketat polisi dan dilarang masuk, karena tidak mampu memuat jamaah. Di tengah perjalanan disitulah aku iseng tergelitik untuk membubarkan keberadaan merpati yang tidak sedang mematuki makanab. Aku berlari keliling, melebarkan tangan dengan hentakan kaki yang kuat tanpa menginjak burung-burung itu, merpati-merpati bubar memencar melebarkan sayap. Kepak-kepak sayapnya mengibaskan angin mengena dibadanku. Merpati itu berhamburan terbang rendah  disekitar tubuhku. Aku masih saja yang mengitari sepanjang merpati itu berkelompok. Hahaha aku mengumbar tawa  renyah. Sementara teman-temanku ikut tersenyum lebar menertawakan tingkahku yang kekanak-kanakan, seperti mendapatkan hiburan. Dan tak lama mereka bergerombol kembali dipelataran persimpangan jalan di depan pertokoan. Untungnya selama berada di Tanah Haram aku tidak kena kotoran burung. Tetapi ada temanku yang kejatuhan kotoran diatas mukenanya  saat menunggu sholat tiba di Masjidil Haram


            Menurut sebagian orang juga merpati-merpati yang berada di sekitar Mekkah memiliki ciri yang berbeda dari merpati-merpati pada umumnya. Warna abu-abu muda menghias punggung  dan diujung-ujung sayap dan ekor warna abu-abu tua. Bulu dibagian sayap dihiasi dengan dua garis yang melintang mirip pangkat seorang perwira dalam ketentaraan. Sedang didaerah tengkuk warna gradasi abu-abu tua bercampur hijau tosca yang mengkilap, unik memang.
Liha dengan seksama merpati ini 


            Langit Jazirah Arab terkenal dengan beragam burung pemangsa seperti elang dan alap-alap. Merpati adalah mangsa empuk bagi elang . Namun anehnya, tak seekor burung elangpun aku lihat berputar-putar mengincar sebagai mangsanya.

            Umumnya merpati-merpati itu bersarang di lubang-lubang angin dan bagian-bagian dinding yamg berlubang. Merpati  yang anggun itu banyak mendapat makanan dari para masyarakat sekitar seperti roti. Namun ada pula pedagang asal Afrika dan anak-anak yang menjual makanan merpati yang dijajakan kepada jamaah umrah. Dengan jumlah merpati yang ratusan sepertinya kurang mencukupi kebutuhan perut merpati. Begituan dengan kotoran mereka. Bagaimana bisa kota Mekkah dan sekitarnya bisa tetap dalam keadaan bersih meski diserbu ratusan kerumunan merpati. Tapi lebih banyak sisa-sisa makanan yang berceceran, bukan dari kotoran dari burung itu sendiri. Agaknya tak seorangpun menjawabnya kecuali mengembalikan segalanya hanya kepada Allah SWT.


Sunday 19 April 2015

Wisata Kuliner Baso Rusuk & Es Teler


                                                               Baso Rusuk & Es Teler yang Meleleh Dlilidah

         Di terik siang yang menyengat, masih diluputi rasa penasaran dengan istilah bundaran empat. Lepas menikmati Worl of wonder rasa ingin tahu menjajaki daerah Citra Raya ini semakin menggebu. Kawasan perumahan yang difasilitasi dengan kawasan wisata rekreasi, edukasi, belanja, niaga dan olahraga ini sangat luas. Daerah yang di sambut dipintu utama dengan patung kuda gagah perkasa.
Penampakan Warung Solo Baso Rusuk Citra Raya

        Jejeran ruko niaga yang berhadapan dengan City Market jadi tujuan selanjutnya.City market merupakan bangunan pasar bersih yang berada di dalam ruko dengan bangunan yang tertata rapi. Jadi para pedagang tidak ada yang muntah dijalanan. Mereka berdagang dikelompokkan  sesuai jenis barang yang dijual. Ditiap sudut atas terdapat visual jenis barang dan ada pengarah jalan. Maka dari itu City Market menjadi pasar percontohan yang bagus, tidak bau, bersih dan tertata rapi.

      Warung Solo yang menjual baso rusuk dan esteler di ruko Melia X01/44R Citra raya, menarik langkah kami untuk mencoba menikmatinya. Tak hanya baso, makanan yang lain khas Solo pundisediakan seperti lontong opor ayam kampung, lontong opor telur, soto ayam kampung, bakmie godok, serta aneka kue tradisional Solo, seprti arem-arem, sosis solo, risol Solo, Onde-onde dan kue-kue tradisional dari berbagai daerah yang lainnya.

         Sajian baso rusuk dengan mie campur sudah diantar pramusaji  diatas meja kayu jati hitam. Tak sabar rasa segera menyicipinya. seruuuuupuuut  dan benar saja kuah yang masih panas itu tak sanggup melepuhkan lidah. Seperti musuh yang terus mengajakku bertempur untuk menghabiskannya. Rasa segarnya mampu meredakan dan melegakan tenggorokanku yang sedang terserang batuk. Padahal belum aku bubuhi tambahan sambel, kecap atau saus. Agar lebih mantab aku tambahi dua sendok sambal supaya makin nikmat. Daging rusuknya sangat empuk, bumbunya meresap dan serat-serat dagingnya tidak membuat selilit digigi.
Baso rusuk dengan rasa yang segar dan bikin ketagihan

          Menghajar semangkok baso dengan rasa yang membuat jatuh cinta itu sampai sekarang tak terlupakan. Dengan harga Rp. 15.000 permangkok sangat terjangkau dikantong. Sesudah itu sajian es teler menggugah selera, kami nikmati dengan senyum hangat. Cuaca yang panas sangat cocok dengan menyendoki es teler yang berisi kelapa muda, mutiara, apel, nanas, alpukat dan serut es memadat dengan rumput laut nendang dilidah, rasa susunya juga pas. Es teler yang senimat itu hanya diharga Rp.9000 permangkok yang bergagang itu.


          Perjalanan 12 April 2015 tidak membuahkan kekecewaan sedikitpun. Kejujuran para supir angkot , menjadi ucapan syukur tersendiri. Mengingat kadang perjalanan di Serang kerap menjumpai supir yang arogan dan pemarah. Ohya bunderan empat perlahan kami mengerti.  Ternyata bunderan empat adalah tempat sekarang aku jajaki waktu itu. Begini, dari gerbang utama hingga ujung kawasan terdapat 4 bundaran dan ditiap bundaran terdapat patung-patung yang berbeda. Dan ruko baso rusuk dan City market berada di Bunderan empat. 
Inilah penampakan bunderan empat

World of Wonder Citra raya



                                                             Keliling DuniaTanpa Pesawat

                Kini muslimah backpacker tak seheboh saat perjalanan kemarin. Para anggota sibuk ditengah aktifitasnya yang padat, banyak diantaranya sedang menyusun tugas akhir dibangku kuliah. Meski demikian kami (Afida dan Iis) siap eksis dan menikmati suasana dengan menyusuri Citra Raya. Dengan modal meraba di kota yang baru diinjak, kami selalu waspada dan banyak bertanya. Beruntung di sisi jalan kami bertemu  dengan orang yang menuntun dijalan sesuai tujuan. Begitu pula supir angkot tanpa marah dan jujur dalam memberikan tarif angkot meski kami awam ditempat yang baru.
aku dan Iis dibunderan pertama
                Dari sekian banyak miniatur World of Wonder yang ada di dunia, salah satunya ada di Indonesia. Tepatnya berada di komplek perumahan Citra Raya Cikupa Tangerang. Citra Raya merupakan perumahan yang dibangun oleh Ciputra Grup. Selain theme park World of Wonder Citra Raya juga membangun Citra Raya water World sebagai sarana permainan air. Wisata yang baru diresmikan pada 10 Juni 2012. Saat kami mengunjungi belum terlalu ramai pengunjung.
di depan gerbang keluar World of wonder

                Worl of Wonder (WOW)  merupakan wahana hiburan dan pendidikan keluarga.Bangunan yang dibangun dengan menelan biaya sekitar 1 triliun dengan luas 12,3 hektar yang mampu menampung 6000 orang. Dalam area WOW terdapat 7 kejaiban dunia seperti : Stonehenge, Coloseum, Spinx Agung, Tembok Raksasa Cina, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Piramida Mesir dan Menara miring Pisa Roma. Dan pada tahun 2014 ada penambahan wahana baru yang sangat bagus sebagai wahana edukasi buat anak-anak, seperti : Science center, jungle safari, water outbond, kids kingdim (indoor play ground), taman lalu lintas, istana pasir, aula kapasitas (1000 orang), galeri ilusi, dino hunter dan museum satwa.
spink Mesir

Candi Prambanan

candi Borobudur

Colosum

                Terdapat 17 permainan  dalam area WOW dintaranya yaitu mobile gladiator, boskop 3D, gasing alexandria, rumah angker, taman lampion, kuda ria, Puntar-puntir, Kebat-kebit, Ayunan Kaisar, Kincir Jurrasic, Kereta Minoan, Perahu liberty, perahu tembok, sepeda layang, paralayang, katak kejut dan keliling dunia.



                Untuk tiket masuk lumayan murah Rp.20.000/orang untuk reguler, sedang Rp.25.000/untuk akhir pekan,  tetapi jika ingin menaiki wahana harus membeli tiket kembali pada tiap permainan yang ingin dinaiki. Sedang HTM terusan reguler dalam arti bisa menaiki pada setiap wahana Rp.55.0000/orang dan Rp.65.000 untuk akhir pekan.  Bagi anda yang ingi melakukan foto pre wedding ada tarif sendiri dan harus mengikuti prosedur.

pengumuman bagi yang akan foto pre wedding

Saturday 18 April 2015

Belanja di Tanah Suci (umrah part VIII)


                                                            Belanja di Tanah Suci

            “Muraaah muraaah”
            “Lihat lihat dulu Kakaaak”
Teriakan pedagang di toko sepanjang sisi jalan menuju Masjidil Haram dengan logat ke arab-araban. Ini menjadi daya tarik pejalan kaki, terutama jamaah asal Indonesia yang konsumeris. Soal mata uang rupiah di Tanah Haram laku keras. Untuk barang-barang yang bernilai kecil memang baiknya menggunakan Riyal. Jangan khawatir untuk penukaran uang, di sana banyak. Aku bersyukur tanpa harus cape ke Money Changer (tempat penukaran uang), sebab muthowwif (pemandu) suka rela mengkolektif uang belanja jamaah yang akan ditukar Riyal. Harga riyal  saat itu kisaran Rp.3700.

            Biasanya usai sholat tiba, ketika hamburan jamaah yang keluar masjid  disitulah para pedagang dadakan menggelar lapak. Selembar kain dibentangkan di tepi jalan lalu disemaikan barang-barang mereka. Bisa berupa mainan, thawb atau jubah (pakaian laki-laki Arab) ataupun jenis oleh-oleh yang lain. Terlihat wajah-wajah Afrika menghiasi trotoar dengan menyebut-nyebut harga dengan suara lantang dan membeber barang dagangan. Harga barang yang digelar memang lebih relatif murah dari harga toko. Pilihan warna dan ukuran pun sedikit, untuk masalah kualitas biasanya juga kurang. Hati-hati jika ada polisi penertiban jalan datang, mereka tidak segan-segan menarik pembeli dengan paksa untuk menangkap para pedangang liar itu.

            Hampir semua pedagang bisa berbahasa Indonesia. Mereka akan keberatan jika membuka plastik dalam daganganya yang masih terbungkus rapi. Satu barang sudah cukup dijadikan contoh. Tidak seperti pedagang Indonesia yang biasa menggunakan istilah “Pembeli adalah raja”. Pedagang disana lebih cuek, terlebih ketika adzan menggema, mereka berucap “Allah Allah” sambil mengangkat-angkat tangan dan menutup dagangannya dengan lembaran kain lalu pergi ke masjid. Jika tawar menawar barang tak kunjung menemukan harga yang cocok mereka akan diam dan beralih dengan pelanggan yang lain.
penampakan toko yang berada disepanjang sisi jalan menuju masjid di hiasi burung-burung merpati

Seperti ini kira-kira contoh dialog singkat akad jual beli abaya (gamis hitam khas wanita Arab)
Aku   : “Abuya kaam” (Pak, berapa?)
Abuya : “Lima puluh riyal”
Aku   : “laa laa laa tiga puluh  (sambil menunjukan kesepuluh jari 3 kali)”
Abuya : “Ampat puluh halaaal “  (kalkulator siap membantu menghitung dan alat komunikasi)
Aku   : “ok ok saya beli 3, ukuran S “
Abuya : “120 riyal halaal”

            Memenuhi nafsu lapar mata saat berbelanja harus memikirkan kuota bagasi pesawat. Pengalaman kemarin satu orang diberi kapasitas 30 kg. Berdasar pengalaman muthowwif jika barang melebihi kapasitas bagasi, atau mereka yang menyimpan air zam-zam dalam koper kemudian membuat basah kusup koper, maka siap-siap dibuang. Menjadi pembeli yang cermat menjadi perhatian tegas, tidak ada yang ingin oleh-olehnya dibuang percuma. Belanjaan ini yang dijadikan semacam cenderamata yang biasanya akan dibagi-bagikan kepada sanak saudara, tetangga, teman dan kerabat lainnya.

            Lain hal jika di Madinah, pedagang kaki lima banyak mencoba meraup untung. Sepanjang jalan didepan mulut gerbang  masjid dan lorong menuju hotel bertebaran pedagang. Wajah para pedagang emperan lebih variatif. Cenderamata seperti peralatan ibadah, pacar kuku, kurma, kacang Arab, madu dll banyak tersedia.


Museum (Mall) yang berada tepat di depan halaman masjidil haram

            Supermarket Bin Dawood, bisa ditemui diberbagai daerah di Mekkah dan Madinah sebagai alternatif belanjanlain. Berbagai kebutuhan dijual ditempat tersebut dengan harga yang bersaing. Letaknya berada di depan masjid Nabawi dan Masjidil Haram yang berada di dalam mall (istilah Arab Museum) kalangan menengah ke atas. Barang-barang dengan merk Internasional ternama bisa dijumpai disana dari jam Rolex, tissot, parfum Bvlgari , jeweleri, baju-baju mahal dll. Yang sanggup menguras kantong dan mata terbelalak.
supermarket Bin Dawood yang ada di mall depan masjidil Haram

            Untuk kebutuhan berbagai jenis kurma banyak disediakan di Bin Dawood, seperti kurma Sukari (untuk kejantanan), kurma Ambar (untuk kecerdasan anak), Kurma Ajwa (Kurma kualitas terrbaik atau sering disebut nabi Muhammad) Sesuai hadits Rosullullah “Barangsiapa mengkonsumsi tujuh butir kurma Ajwah pada pagi hari, maka pada hari itu ia akan terkena racun maupun sihir”HR. Bukhori Muslim. Begitu pula dengan jenis-jenis coklat, permen coklat, ataupun kurma coklat yang sudah dikemas dengan bungkusan yang menarik dan siap saji. Untuk harga kurma ajwah memang relatif mahal, 1 kg dihargai 70 riyal (Rp.259.000) Jika sudah sampai Indonesia harga bisa mencapai Rp.350.000 – 400.000 /kg.
           
            Ada jenis kurma lain yang biasanya pesanan saudara ataupun teman, yaitu kurma hijau atau kurma pentil. Kurma ini berkhasiat untuk meningkatkan kesuburan, menguatkan kandungan, mengentalkan dan menambah hormon laki-laki, menambah keharmonisan pasutri dll. Kemasan dalam pasaran biasa suadah setengah matang ,yang disimpan di freezer yang sudah bisa langsung dikonsumsi. Jika tidak disimpan dalam lemari pendingin, dikhawatirkan 2 hari akan cepat membusuk. Rasanya tidak manis, melainkan asam dan ada sepat. Ada produk lain yang selain kurma hijau yang berkhasiat sama yaitu serbuk pucuk kurma. Makanan ini adalah salah satu ramuan herbal yang dapat membantu mengatasi masalah kemandulan. Serbuk ini sangat mirip dengan cairan sperma kaum laki-laki, dan diambil dari pucuk-pucuk buah kurma di Madinah.

            Jika kita membeli kurma hijau dalam bentuk kardus besar, maka semakin membuat kita repot. Pasalnya kurma akan dibagi dan memerlukan wadah yang permanen. Biasanya jamaah akan membeli wadah semacam tupperware yang kedap udara di super market Bin Dawood. Setelah itu disimpan dalam lemari pendingin sampai menjelang kepulangan dan dibungkus rapat didalam koper.

Nah, yang membuat aku berbesar hati uang sakuku tak seberapa

            Ohya, bagi anda yang ingin berbelanja perhiasan terutama emas, penjual dengan suka rela menerima rupiah. Mereka berkomunikasi dengan kalkulator dan bahasa Indonesia seadanya. Harga memang lebih mahal sedikit dari harga emas di Indonesia dan jika di jual di tanah air nilainya akan merosot. Kelebihan dari emas Arab sendiri warna kilau keemasanya sangat kuat mentereng, lebih-lebih ini sebuah cinderamata berharga yang didapat di tanah kelahiran Nabi.

Lelaki Berjenggot Manja (Umrah part VII)


                                                            Lelaki Berjenggot Manja

            Dua orang lelaki dengan ramah menjemput kami. Mereka menjadi bagian awak bus yang menyambut  di bandara Jeddah menuju Makkah Al Mukaramah. Sempat terjadi percekcokan antara kuli panggul dan muthowwif (pemandu) yang sempat membuat kami tertahan di bibir bandara. Lepas pesawat landing,  satu persatu jamaah dicek petugas bendara dengan teliti, terlebih jika laki-laki akan ada cek sidik yang berulang-ulang dan pemotretan. Nah, ini yang membuat lama,  yang membuat kesempatan kuli panggul. Pada rombongan awal membawakan koper jamaah tanpa perhatian dan komunikasi yang jelas. Sedang rombongan yang belakang membawa masing-masing koper sampai terminal bandara haji. Ini yang kemudian menjadi permasalahan, kuli panggung dengan urat lehernya terus mendesak dengan tarif yang tinggi, sementara sebagian dari kami tidak memanfaatkan jasa mereka. Sholawat dan takbir sudah digemakan muthowwif dan supir yang mencoba menego dan berdamai, namun kepala batu kuli panggul itu tak membuat luluh. Hingga akhirnya kami memenuhi keinginannya sebagai solusi.

            Bebas dari ujian itu, sosok Hanif memperkenalkan diri beserta Azmi sebagai muthowwif (pemandu) selama di Tanah Suci. Dua orang pemuda perawakan sedang, kulit hitam manis, berparas sejuk. Mereka berkemeja panjang dan bercelana bahan rapi. Hanif lebih banyak aktif berbicara dengan pengeras, logat bicaranya Indonesia melayu ke arab-araban. Hmmm bayangkan saja seperti apa hiks hiks. Mereka berdua adalah mahasisiwa Universitas Islam Madinah (UIM). Mereka berkesempatan sekolah berkat beasiswa dari negara setempat. Selain belajar, mereka juga berkewajiban hafidz 30 juz Al QurĂ¡n. Keistimewaan  mereka mendapat fasilitas uang saku perbulan, uang beli kitab, tiket PP ke tanah air pada saat liburan musim panas dan kesempatan bertemu muslim dari seluruh penjuru dunia.

            Bagaimana aku tak menatapnya dengan harap dan iri dengan wajahnya terlihat adem. Lelaki yang selalu dibasuh dengan siraman air wudhu. Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid, lelaki yang hatinya selalu merintih dan merendah disepertiga malam dihadapan Sang Pencipta. Sesungguhnya menghafal kitab Allah merupakan sebab untuk menyibukkan dengannya (yakni dengan menghafal Al qur'an) pada waktu siang dan malam, dan manusia iri hati kepadanya. Dari ibnu Umar ra dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda, “Tidak boleh iri hati kecuali didalam dua hal: yaitu seorang yang diberi kemampuan oleh Allah untuk membaca dan memahami Al Qur'an kemudian mengamalkannya baik pada waktu malam ataupun siang, dan seseorang yang dikaruniai harta oelh Allah kemudian ia menafkahkannya didalam kebaikan baik pada waktu malam ataupun siang” (HR. Bukhori Muslim).

            Dimeja makan aku kembali melihatnya berbaju thuwb dan berkopyah putih. Jleb, auranya ketampanannya semakin terpancar, semakin menohok mataku untuk mencuri pandang. “Astaghfirullah” dalam hatiku sudah menatap lelaki bukan muhrim. Kemudian aku dekat dengan ibu Dedeh, seorang ibu berdarah sunda yang tinggal di Pontianak, tidak lain adalah mertua dari muthowwif yaitu Bapak Abdul Hakim.
            “Neng, cari lelaki atuh yang sholeh, kalau pertama yang dipegang agamanya, insya Allah dunia mah nyusul” sambil melihat sosok Hanif
Aku menyunggingkan senyum manis. Menyeret sebuah hadits yang artinya “Dari Zaid bin Tsabit ra beliau berkata, kami mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) dihadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barang siapa yang(menjadikan) akhirat niat (tujuan utamanya) maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya dan (harta benda) duniawi akan datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai dihadapannya'

            Dari bincang-bincang ibu Dedeh yang menceritakan menantunya itu tidak lain hal sama sesuai hadits diatas. Betapa bangganya ibu Dedeh diajak umrah bersama suami dan besan secara cuma-cuma oleh menantunya sendiri. Bapak Abdul Hakim sendiri seorang yang berprofesi sebagai guru, beliau sangat mahir berbahasa Arab. Dibawanya kedua orangtuanya dengan santun dan sabar. Terlebih ayahnya sudah berusia lanjut dan mulai pikun. Ketika para orangtua itu mengeluh, satu persatu sosok yang dimuliakannya itu dielus-elus punggungnya dan pijit pundaknya dengan lembut sambil berucap “Sabaar sabaaar”. Saat awal memasuki kota Makkah dengan tenaganya ia mendorong dengan kursi roda ibunya saat umrah dari thawaf hingga sai dini hari, kemudian menjelang siang beliau kembali mendorong dengan kursi roda ayahnya untuk thawaf dan Sai. Berkat Allah, tenaganya sanggup mengantar kedua orangtuanya menjadi haji kecil, padahal fisik yang ditempuh thowaf dam sai sudah berkilo-kilo meter jika dihitung jauhnya, Subhanallah beliau sanggup meski kondisi kurang tidur selama 2 hari perjalanan. Ohya beliau juga memelihara bulu-bulu yang menggelayuti dagunya. Manusiawi, wanita yang mana tidak menginginkan sosok yang hebat seperti beliau. Tapi  sebenarnya sudah disediakan sosok yang layak dan oantas untuk kita.

            Sudah aku layangkan doa didepan Rumah Suci. Gambaran di atas membuka mataku akan sebenarnya memilih pasangan yang baik. Lelaki yang mampu menaungi keluarga dengan siraman agama yang kental, memayungi dengan keberkahan atas limpahan rahmat Allah SWT. Biar aku cukup sedikit mengenal sosok berjenggot manja itu. Membiarkan Hanif tetap melanjutkan pendidikannya hingga S2 di Madinah, meski saat ini S1 belum selesai. Yakinku ada sosok Hanif & pak Abdul Hakim yang lain, yang sama mungkin lebih akan menemani disisa umurku nanti. Selanjutnya menanti eksekusi Allah, semoga lekas disegerakan ya Allah. aaamiiin