Sunday 24 January 2016

Sketsa Pasar Malam


Sketsa Pasar Malam

Malam itu pasar  Tambak riuh dikerumuni banyak orang. lampu sorot raksasa penembus langit menuntun warga yang haus hiburan, bergandengan tangan dan membawa orang orang terkasih menikmati hiburan yang mengingatkan memory masa kecil. Pasar Malam, Inilah sebuah hiburan rakyat yang mirip dengan sirkus keliling. Beberapa ciri khasnya adalah adanya wahana bianglala, ombak banyu, komedi putar, roda gila (tong stan) dan lampu sorot yang menjadi penanda lokasi di tengah gelapnya langit malam.Rombongan muasal permainan dari Klaten, jauh-jauh menghibur dari Jawa Tengah. Informasi ini didapat dari penjaga wahana ombak banyu. Mereka sudah hadir sejak 2 minggu yang lalu. Selama apa belum diketahui, pasti sesuai kontrak, menurutnya.
Tong stand saat pergantian penonton 


Permainan bianglala atau sarang burung 


Pengunjung yang mengantri permainan bersama riuhnya 



Semakin berkembangnya jaman dan semakin mudahnya akses teknologi, membuat banyak aspek kehidupan menjadi ikut berubah. Banyak orang meninggalkan hiburan yang dulu digemari, menjadi hiburan yang berbau teknologi. Orang lebih suka jalan-jalan ke mall, main game, atau mencari hiburan lain yang lebih modern. Jika kita mengenal time zone, zona 2000 wahana game didalam mall. Di keramaian Pasar malam juga dijumpai permainan yang menggunakan keberuntungan dan tekhnik yang tepat. Seperti melempar gelang lalu dimasukkan ke kolong, melempar kaleng bekas yang tersusun piramida dan keberuntungan angka.  Semua yang bisa mengalahkan tantangan tersebut akan mendapatkan hadiah sesuai tingkat prestasi yang didapat. Sedang jika permainan di mall banyak yang hanya dengan memencet tombol, sebelumnya menggesek kartu untuk bisa memulai permainan.
Salah satu game tekhnik dan keberuntungan 


Hiburan yang tidak mesti sebulan sekali sekarang masih bertahan, walau tak seramai jaman dulu, namun keberadaan pasar malam dapat memberi solusi bagi mereka yang ingin mencari hiburan murah dan menyenangkan. Biasanya pasar malam digelar setiap musim liburan sekolah, berada di lapangan atau tanah lapang yang cukup meriah dengan lampu, penjual, dan aneka macam hiburan.

Di bawah terang purnama rembulan saya, Rosma dan Devi mencoba wahana ombak laut. Dengan harga tiket 6000 ribu perak kami bisa menaikinya. Berdesak-desakan mengantri giliran dengan pengnjung lain, dari usia anak-anak hingga orang tua yang membawa buah hatinya.  Berada diatas permainan itu rasa yang menegangkan dan memacu adrenalin, karena secara kasat mata seolah tidak mungkin. Jantung ini seakan rontok dibuat naik turun bak gelombang. Pengaman yang mengait tubuh tidak safety membuat hati semakin gelisah. Ketika ayunan kebawah pengait pengaman itu ikut merenggang bersama tubuh yang terjongkong ke bawah. Sungguh, permainan itu membuat kami limpung usai menaikinya. Terlebih kami duduk paling belakang, jadi goncangan tertinggi dan terendah sangat terasa. permainan ini mirip dengan wahana Kora-kora jika di Dufan Ancoll. Ada juga permainan-permainan lain yang cukup mengibur, dan yang pasti lebih terjangkau, tapi kami melewatinya begitu saja. Sebab, permainan-permainan itu lebih cocok untuk usia anak-anak 😂

Kora-kora ala pasar malam 

Grufie di atas wahana sebelum diguncang hehr

Dan yang membuat hati saya tergilas sedih adalah pemandangan bocah-bocah menghisap putung rokok. Mengepulkan asap dengan gaya yang luwes seakan sudah terbiasa. Awalnya sedikit bercengkrama dengan usia remaja anak SMP . Lalu melangkah lagi sekumpulan anak usia sekolah dasar. Dari obrolan yang saya dapati mereka mulai merokok dapat pengaruh dari lingkungan. Dan mendapat sokongan dari sekitar pula. Hampir dari semua anak menyatakan kalau ayah mereka juga perokok. Ini sungguh membuat saya miris. Tidak bermaksud sok bijak diantara bocah itu, saya menyarankan untuk menyibukkan dengan belajar,  mencetak prestasi supaya membanggakan orang tua. Menyanyangi badan sendiri sebagaimana orangtua menyayangimu.

Malam yang cukup mengguncang rasa, menyusun pikiran dan motivasi baru. Meraba diri untuk belajar, bahwa lingkungan adalah sarana becermin untuk diri. Dih, koq jadi baper gini yak 😍😄

No comments: